31.7 C
Semarang
Tuesday, 6 May 2025

Wariskan Mata Air, Bukan Air Mata

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Mungkid –  Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Magelang mencetuskan program bernama jogo tuk (menjaga mata air). Program tersebut dimunculkan sebagai langkah konservasi terhadap sumber mata air.

“Kami berkeinginan nantinya anak cucu diwarisi mata air bukan air mata,” kelakar Joko Sudibyo, sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Magelang. Di setiap desa dibentuk komunitas jogo tuk dengan SK kepala desa.

Pihaknya memberikan pelatihan kepada komunitas joko tuk  di setiap desa untuk merawat mata air. Secara teoritis maupun praktik. Ia berharap dengan melibatkan masyarakat, dapat membuat proses konservasi menjadi maksimal. Karena ada rasa memiliki. “Sampai saat ini sudah ada 60 desa yang sudah mengikuti pelatihan joko tuk. Sebanyak 40 desa telah meng-SK-kan  komunitasnya,” jelasnya.

Joko mengatakan, kegiatan konservasi mata air berupa penanaman pohon, pembuatan sumur resapan dan biopori. Mereka menggunakan dana APBD untuk program tersebut. Di samping itu beberapa desa juga menggunakan dana corporate social and responsibility (CSR), bekerja sama dengan beberapa perusahaan.

Sambung Joko, untuk saat ini ada dua desa yang penerapan program jogo tuk-nya sudah maksimal. Ada di Desa Sumber dan Kalibening. Selain pelaksanaan konservasi yang bagus juga telah ada pendataan mata air secara digital di desa tersebut. Sehingga bisa dipantau secara daring menggunakan gawai.”Kami targetkan nantinya semua desa di Kabupaten Magelang bisa membentuk komunitas jogo tuk dan dapat menjaga mata air di wilayah masing-masing,” terangnya.

Lewat program tersebut DLH Kabupaten Magelang ingin mematahkan penelitian dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang memprediksi tahun 2040 Pulau Jawa krisis air. Karena program tersebut, beberapa kabupaten/kota lain belajar ke Kabupaten Magelang. Mengenai cara menjaga dan merawat sumber mata air.

Sementara itu, Sumarjono, ketua komunitas jogo tuk Desa Sumber mengatakan, program  ini membuat sumber mata air di wilayahnya menjadi terawat. Masyarakat Desa Sumber pun menyambut antusias dengan program tersebut.”Sampai saat ini di desa kami ada 45 titik mata air dan sudah terdata secara digital. Belum termasuk mata air yang terbilang kecil dan belum sempat kami data,” katanya.  (man/lis)

 


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya