RADARSEMARANG.COM, MUNGKID – Gunung Merapi kembali mengeluarkan letusan disertai awan panas Minggu (17/11) sekitar pukul 10.46. Akibatnya, dua desa di Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang terdampak hujan abu tipis.
“Letusan tercatat di seismogram dengan amplitudo max 70 mm dan durasi 155 detik. Teramati kolom letusan setinggi ±1000 m. Angin bertiup ke barat. Berdasarkan update sampai pukul 11.30 WIB, dampak letusan awan panas Gunung Merapi terjadi hujan abu tipis di Desa Sumber dan Keningar,” ungkap Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang Edy Susanto.
Edy menuturkan laporan adanya hujan abu tipis berasal dari warga. Sejauh ini, menurut Edy, masyarakat tetap beraktivitas seperti biasa dan tidak ada dampak yang signifikan.
“Tidak ada dampak yang signifikan, masyakarat tetap tenang dan waspada serta beraktivitas seperti biasa,” imbuhnya.
Sementara Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida dalam siaran persnya, menjelaskan pascaletusan Sabtu (9/11) minggu lalu pada 15-16 November kegempaan kembali meningkat. Seismograf, menurut Hanik, mencatat gempa rata-rata vulkanologi dalam (VTA) 15 kali/hari, dan multiphase (MP) 75 kali/hari.
“Pada tanggal 17 November pukul 00.00-11.00 WIB tercatat gempa VTA 3 kali, VTB 4 kali, dan MP 16 kali. Peningkatan kegempaan ini diduga mencerminkan akumulasi teekanan gas di bawah permukaan kubah yang berasal dari dapur magma di kedalaman lebih dari 3 km,” ujarnya.
Hanik menyebutkan, letusan pada Minggu (17/11) terjadi pada pukul 10.46 WIB, dan terekam dalam seismograf dengan amplitude 70 mm dan durasi 155 detik. Akibatnya, menurut Hanik, awan panas meluncur dengan jarak kurang dari 1 km ke arah Kali Gendol dan kolom asap letusan setinggi kurang lebih 1.000 meter dari puncak.
“Letusan semacam ini masih dapat terus terjadi, sebagai indikasi bahwa suplai magma dari dapur magma masih berlangsung. Ancaman bahaya letusan ini berupa awan panas yang bersumber dari bongkaran material kubah lava dan lontaran material vulkanik, dengan jangkauan lebih dari 3 km. Ini berdasarkan volume kubah yang sebesar 416.000 m3, dari data drone 30 Oktober 2019,” tandasnya.
Hanik memastikan, imbas letusan tersebut terjadi hujan abu yang dilaporkan di sekitar Gunung Merapi, dengan arah dominan ke sektor barat sejauh 15 km dari puncak. Yaitu sekitar wilayah Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang. (had/lis)