RADARSEMARANG.COM, Magelang – Korban pembunuhan Slamet Tohari alias Mbah Slamet dukun pengganda uang Banjarnegara, Theresia Dewi, 47 tahun dan Okta Ali Abrianto, 31 tahun pasangan ibu-anak telah dimakamkan di TPU Giriloyo. Keduanya dimakamkan dalam liang lahat yang bersebelahan, Selasa (11/4).
Kedua korban kekejaman Mbah Slamet ini, tiba di kediaman rumah kakak Theresia, Yusuf Edi Gunawan, di Bulurejo, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang pukul 11.04. Jenazah disambut para pelayat yang sudah menunggu.
“Berangkat dari Banjarnegara jam 09.15, dan langsung dibawa ke sini,” jelas Yusuf yang ikut serta melakukan penjemputan ke Banjarnegara.
Setelah kedatangan kedua korban, seketika tangis keluarga pecah. Mereka tidak kuat menahan tangis, dan mengetahui bahwa keluarganya telah tiada. Apalagi keduanya telah menghilang sejak 2021. Kedua jenazah korban tetap berada di dalam ambulans, dan para pelayat memberikan penghormatan terakhir di sekeliling ambulans.
Jenazah hanya berada di rumah duka hanya sekitar 15 menit. Setelah sambutan dari Camat Mertoyudan Daryoko Umar Singgih, jenazah lalu diberangkatkan menuju makam. Kedua jenazah diberangkatkan dari rumah duka pukul 11.19, dan tiba di pemakaman pukul 11.26 di TPU Giriloyo.
Kakak kandung Theresia, Budi Irianto, 58 tahun, mengaku terakhir kontak dengan adiknya pada November 2021 lalu. Saat itu, dia sempat video call dan Theresia menyebutkan posisi berada di Banyumas.
“Kronologisnya pada tanggal 21 November 2021, itu saya (kontak) adik saya terakhir. Itu video call, saya tanya posisi di mana, dia bilang di Banyumas. Terus besoknya mau pulang,” jelas Budi kepada wartawan di lokasi pemakaman, Selasa (11/4).
Momen video call tersebut dilakukan pada pukul 23.30 WIB. Kemudian, keesokan harinya atau pada 22 November 2021 sekitar pukul 02.00 dini hari, adiknya meninggalkan missed call.
Dia menyebut adiknya Theresia terbilang mapan secara ekonomi. Menurutnya, bujukan ke dukun pengganda uang Banjarnegara itu berasal dari temannya. “Saya pikir adik saya mungkin karena pengaruh orang lain sehingga sampai terseret seperti ini,” katanya.
Budi berharap, keluarga-keluarga yang masih pencarian, semoga diberikan jalan terang sehingga bisa segera ketemu saudaranya, walaupun itu berupa jasad. Mungkin dia lebih terasa tenang karena jawaban itu sudah terjawab kalau bisa menemukan. “Dan saya berharap untuk pelaku, bisa mendapatkan hukuman yang seberat-beratnya. Karena korbannya ini sudah hampir 12-an,” ujarnya. (rfk/bas)