30.4 C
Semarang
Sunday, 22 June 2025

Tasyakuran dan Doa Bersama, Wujud Toleransi Umat Beragama

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Magelang – Hari ini, 11 April 2023, Kota Magelang merayakan hari jadi ke-1.117 tahun. Dengan mengusung tema “Terhubung dan Tersambung untuk Maju, Sehat, dan Bahagia.” Tema tersebut punya arti mendalam. Terhubung dan tersambung mencerminkan bahwa program-program di era pemerintahan Wali Kota Magelang dr Muchamad Nur Aziz, Sp.PD-KGH bersama Wakil Wali Kota Magelang Drs KH M Mansyur, M.Ag, adalah terhubung dan tersambung dengan program pemerintahan terdahulu.

Terbentuknya Kota Magelang saat ini atas peran besar orang-orang sebelumnya dalam memimpin dan melakukan penataan kota. Juga seluruh program dan kegiatan antarorganisasi perangkat daerah (OPD) saling terkoneksi, dan muaranya menyukseskan program unggulan Pemkot Magelang. Yakni, Rodanya Mas Bagia (Program Pemberdayaan Masyarakat Maju, Sehat, dan Bahagia), beserta delapan program turunannya.

Mengawali perayaan hari jadi, jajaran Forkopimda Kota Magelang bersama sejumlah umat beragama mengikuti tasyakuran dan doa bersama di Alun-alun Kota Magelang, Senin (10/4). Mereka berkumpul bersama untuk mendoakan kemajuan dan kesejahteraan Kota Magelang.

Agenda pertama ini selain mengawali perayaan Hari Jadi Kota Magelang, juga sebagai wujud rasa syukur, menumbuhkan dan menggugah semangat untuk terus membangun Kota Magelang. Juga menjadi upaya memupuk rasa toleransi antarumat beragama.

Wali Kota Magelang dr. H. Muchamad Nur Aziz mengatakan, dengan toleransi semuanya harus merasa setara. Salah satu upaya yang bisa menjaga toleransi adalah diri sendiri.

Dokter Aziz berharap kepada seluruh elemen masyarakat, jika ada sesuatu bisa dikomunikasikan dengan baik. Jangan hanya prasangka. “Karena toleransi ini adalah basic-nya prasangka baik, tidak boleh ada prasangka-prasangka yang buruk dan inilah yang kita harapkan,” terangnya.

Ia juga berharap ke depan Kota Magelang bisa semakin baik, baik dalam bermasyarakat dan bisa semakin toleransi. “Tepo seliro antar kita. Tepo seliro ini adalah budaya Indonesia, di mana kita harus saling menghargai. Kita tidak ada minoritas dan tidak ada mayoritas, karena kita semua sama,” ujarnya.

Dia berharap, semua elemen dapat merefleksi momentum Hari Jadi Kota Magelang untuk menuju perubahan yang lebih positif. Sehingga masyarakat lebih maju, sehat, dan bahagia.

Ketua Panitia Tasyakuran Hari Jadi Kota Magelang Indah Dwi Antari menyampaikan, doa bersama ini wujud kecintaan sebagai warga Kota Magelang. Wujud kebersamaan dan toleransi antarwarga. Selain itu, sebagai wahana silaturahmi di antara para pemuka agama, pemerintah, dan umat beragama di Kota Magelang. (rfk/put/aro)

Reporter:
Rofik
Puput Puspitasari

Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya