26.2 C
Semarang
Friday, 20 June 2025

Ibu dan Anak di Magelang Jadi Korban Dukun Pengganda Uang Mbah Slamet, Hilang Sejak 2021

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Magelang – Dua warga Kabupaten Magelang diduga menjadi korban kekejaman dukun pengganda uang asal Banjarnegara, Slamet Tohari alias Mbah Slamet. Keduanya adalah Theresia Dewi, 47, dan anaknya, Okta Ali Abrianto, 31. Kedua korban yang merupakan warga Mertoyudan, Kabupaten Magelang ini dilaporkan hilang sejak 2021.

Menurut keterangan kerabat korban Yusuf Edi Gunawan, keduanya sudah hilang kontak sejak 2021 lalu. Waktu itu, ibu dan anak tersebut berpamitan akan pergi ke Salatiga.

“Keduanya pamitan ke keluarga akan pergi ke Salatiga pada pertengahan 2021, alasan untuk bekerja. Dan waktu pergi, Theresia Dewi pergi bersama Okta serta mengajak Vina (istri Okta) dan Claudy (anak Theresia Dewi),” jelas Yusuf, kakak kandung Theresia Dewi.

Sekitar November 2021, menurut keterangan Vina dan Dlaudy, Dewi berpamitan akan menuju Banjarnegara. Ketika itu, Dewi menyebut kepergian ke Banjarnegara dengan tujuan untuk mengambil uang. Sementara Vina dan anaknya ditinggal di sebuah hotel di Salatiga.

“Setelah satu minggu, nggak pulang ke Salatiga, terus menantunya telepon saya. Menyampaikan mami nggak pulang sudah satu minggu. Saya pesan agar ditunggu seminggu, nggak pulang, kamu pulang ke Magelang,” ceritanya.

Setelah seminggu ditunggu, ternyata keduanya tidak kunjung pulang ke Salatiga. Berbagai upaya pun dilakukan oleh pihak keluarga untuk mencari keduanya. Namun tidak membuahkan hasil. “Keduanya seperti hilang ditelan bumi,” ujarnya.

Tidak kunjung mendapat kabar, titik terang baru muncul Rabu (5/4) lalu. Yusuf mendapat informasi ada temuan jenazah di Banjarnegara, yang merupakan korban dukun pengganda uang Slamet Tohari alias Mbah Slamet.

“Setelah ada kejadian tersebut, saya meyakini Dewi dan anaknya menjadi korban pembunuhan dukun tersebut. Dan saya terus memantau perkara tersebut, jika ada nama Theresia Dewi dan Okta dalam daftar nama korban Mbah Slamet,” ucapnya.

Yusuf menyampaikan, untuk membantu proses ini, dirinya bersama Claudy serta suami pertama Dewi sudah melakukan tes DNA. “Jumat kemarin saya sudah ke sana. Bersama dengan Claudy yang diantar bapaknya (suami kedua Dewi). Dan untuk korban Okta, suami pertama Dewi juga sudah melakukan pengambilan tes DNA,” ungkapnya.

Yusuf curiga keduanya sudah dibunuh. Pasalnya, hingga kini tak ada kabar dari pasangan ibu-anak itu. Claudy yang juga merupakan anak Dewi, sudah hampir satu setengah tahun tidak dikabari keberadaan ibu dan kakaknya.

“Okta itu selalu sama ibunya. Ibunya kemana-mana pasti diantar. Saya curiga, kalau masih hidup, pasti hubungi anaknya. Perkiraan saya setelah pergi (dari Salatiga) sudah dibunuh,” sambung Yusuf.

Khusus jenazah yang diduga Okta, Yusuf mengatakan lebih yakin. Di sekitar temuan tulang belulang, polisi menemukan jaket sebuah organisasi. Ada nama lengkap Okta terjahit di bagian depan jaket.

Yusuf menuturkan Dewi dan Okta bekerja sebagai kontraktor. Ia menyebutkan, Dewi dan Okta saat berangkat menuju Banjarnegara tersebut naik mobil. (rfk/aro)

Reporter:
Rofik

Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya