Keluarga lantas membawa pulang jenazah Nomo untuk disucikan dan dikafani di rumah. Selanjutnya rombongan pihak keluarga membawa jenazah ke Jakarta, sekitar pukul 01.00 dini hari. “Yang bawa ada mas Reza (anak Nomo), istrinya mas Reza, dan beberapa keluarga yang lain,” imbuhnya.
Sebagai orang terdekat Nomo Koeswoyo, Nomo termasuk orang yang senang memberikan nasihat. Ia mengenang nasihat Nomo semasa hidup adalah untuk berbuat baik kepada siapapun.
“Jadilah manusia yang baik, jangan jadi manusia yang nggak baik. Itu pesan yang selalu disampaikan beliau. Berlakulah yang baik,” ucap Ipunk sembari menunjuk sebuah tulisan di atas kusen pintu menuju ruang santai Nomo Koeswoyo.
Saat RADARSEMARANG.COM berkunjung ke rumah duka, terlihat rombongan dari Salatiga datang melayat. Mereka berpakaian berwarna kuning. Semua seragam. Rupanya, mereka adalah fans fanatik Nomo Koeswoyo, yang rutin berkunjung di kediaman Nomo, di Kota Magelang.
Meski Nomo telah tiada, para fans tersebut membawakan berbagai oleh-oleh kesukaannya. Sejatinya, fans asal Salatiga tersebut sudah janjian ingin bertemu dengan Nomo Koeswoyo. Namun tidak menyangka, jika Nomo Koeswoyo “pulang” lebih dulu.
Yudono Antariksa—fans asal Salatiga ini tidak berhenti menangis. Ia tidak bisa menyembunyikan rasa sedihnya, melihat sang musisi pulang ke pangkuan Allah SWT. Baginya Nomo adalah orang yang memiliki semangat tinggi, penuh dedikasi, sayang kepada keluarga, dan siapapun.
“Hidup ini adalah perjuangan, itu kata-kata beliau. Beliau pulang dengan cara yang mudah, Insyaallah husnul khatimah. Selamat jalan pakde Nomo, semoga Allah memberikan ridho-Nya, maghfirah-Nya, diterima di surganya Allah, aamiin,” imbuhnya memanjatkan doa. (put/bas)
