RADARSEMARANG.COM, Magelang – Nomo Koeswoyo meninggal. Tapi kebaikannya tidak pudar. Musisi senior Indonesia ini dikenal akrab dengan siapa saja. Tidak pernah membedakan status sosial, dan latar belakang pendidikan seseorang. Semua orang dianggapnya sama. Dihargai, diterima dengan baik.
Pasiter Kodim 0705/Magelang Kapten Kav Sriyanto merasa beruntung pernah mengenal sosok Nomo Koeswoyo. Perkenalannya dengan Nomo Koeswoyo bermula pada Mei 2022 lalu.
Ketika itu, ia menjadi koordinator kegiatan Kodim 0705/Magelang yang akan membangun 20 rumah layak huni di kawasan perkampungan Gumuk Sepiring, Kelurahan Tidar Utara, Kota Magelang.
Kawasan perkampungan pemulung itu lokasinya berada di bawah, tak jauh dari rumah Nomo Koeswoyo. Namun harus melewati jalan setapak, dan menyeberangi sungai. Jalannya terjal. Untuk droping material pembangunan, Kodim cukup kesulitan.
Ia kemudian menemui Nomo Koeswoyo untuk meminta izin halaman rumahnya menjadi akses droping barang. Dirinya tak menyangka, Nomo Koeswoyo tidak keberatan.
“Beliau adalah orang yang sangat baik. Kita buktikan dengan pada saat kami membangun rumah kampung pemulung, aksesnya nggak ada. Ternyata beliau berkenan memberikan (meminjamkan, Red) tanahnya untuk askes droping material,” kenangnya.
Atas kebaikan hati Nomo Koeswoyo itu, droping material pembangunan Kampung Gumuk Sepiring lancar. Target pembangunan selesai tepat waktu, yakni sekitar lima bulan.
“Seandainya tidak dibantu oleh almarhum, bisa 10 bulan bahkan sampai 1 tahun. Itu yang saya kenang dari beliau, sangat merespon apabila kita melaksanakan kegiatan-kegiatan sosial,” ungkapnya.
Bahkan Nomo Koeswoyo pernah mengikuti rombongan istri Panglima TNI Jend TNI Andika Perkasa pada waktu itu untuk melihat proses pembangunan rumah Kampung Gumuk Sepiring. Namun Nomo terjatuh, hingga akhirnya ditolong oleh personil TNI.
“Beliau semangat ikut turun, tapi di tengah jalan beliau terjatuh, lalu kami tolong, dan kami bawa naik ke atas. Itulah semangat beliau yang luar biasa,” imbuhnya.