RADARSEMARANG.COM, Mungkid – Gunung Merapi kembali erupsi Sabtu (11/3). Setelah terakhir kali memuntahkan awan panas guguran (APG) Rabu (8/2) lalu. Kali ini jarak luncur mencapai tujuh kilometer ke arah Kali Bebeng dan Krasak. Akibatnya 11 kecamatan di Kabupaten Magelang diguyur abu vulkanik.
Dalam keterangan tertulis Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebutkan, muntahan APG pukul 12.12. Erupsi masih berlangsung hingga pukul 12.31.
Terpantau dari Pos Babadan, gunung berstatus siaga sejak 2020 itu mengalami satu kali guguran lava dengan jarak luncur 1,5 kilometer ke arah barat daya. Terdengar pula dua kali suara guguran dengan intensitas sedang.
Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya, meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal lima kilometer, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal tujuh kilometer.
Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal tiga kilometer dan Sungai Gendol lima kilometer. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak.
Petugas Pos Babadan Yulianto mengungkapkan, arus angin membawa abu vulkanik arah barat-laut utara. Di area Pos Babadan dan sekitarnya terdampak cukup tebal. Pihaknya merekomendasikan warga mengungsi manakala cakupan wilayah awan panas guguran beserta abu vulkanik berkembang dalam beberapa kejadian dan jaraknya lebih dari 7 kilometer.
“Ini kan baru terpantau satu kali kejadian. Terjadi 5-6 kali guguran. Kalau cakupannya terus berkembang dan jaraknya lebih jauh dari 7 kilometer, maka besar kemungkinan akan ada rekomendasi kepada warga untuk mengungsi,” jelas Yulianto.
Sementara itu, data dari BPBD Kabupaten Magelang menunjukkan lebih dari 41 desa di 11 kecamatan terdampak abu vulkanik. Di antaranya Kecamatan Sawangan (dua desa), Dukun (tujuh desa), Candimulyo (tiga desa), Pakis (tiga desa), Tegalrejo (sepuluh desa), Tempuran (empat desa), Bandongan (enam desa), Windusari (satu desa), Kaliangkrik (dua desa), Ngablak (satu desa), Mertoyudan (satu desa).
Pantauan Jawa Pos Radar Magelang di beberapa titik jalan protokol terdapat bekas erupsi debu yang berterbangan. Sementara di daerah Dukun, abu vulkanik cukup tebal. Beberapa warga juga tampak membersihkan jalanan.
Kepala Desa Sengi mengungkapkan, akibat guyuran abu vulkanik yang cukup tebal mengganggu aktivitas dan tanaman pertanian warga. Kebutuhan saat ini yang mendesak adalah masker. Pihaknya telah mendapatkan 50 boks masker dari BPBD Kabupaten Magelang. “Alhamdulillah sudah terpenuhi kebutuhan maskernya beserta desa lain yang terdampak,” ucapnya.
Meski begitu, petugas BPBD Kota Magelang tetap membagikan masker secara langsung kepada pengguna jalan. “Selain melakukan monitoring ke beberapa titik, kami juga membagikan masker ke pengguna jalan,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kota Magelang Machbub Yani Arfian.
Ia menyampaikan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kepala Satpol PP Kota Magelang untuk menyiagakan armadanya bila sewaktu-waktu diperlukan untuk penyemprotan titik-titik terdampak abu vulkanik. Kemudian pasukan Linmas melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk tetap di rumah dan waspada serta penggunaan pelindung diri bila melakukan kegiatan di luar rumah. (mia/rfk/ida)
Puluhan Desa Terdampak Abu Vulkanik
- Kecamatan Sawangan (dua desa)
- Kecamatan Dukun (tujuh desa)
- Kecamatan Candimulyo (tiga desa)
- Kecamatan Pakis (tiga desa)
- Kecamatan Tegalrejo (sepuluh desa)
- Kecamatan Tempuran (empat desa)
- Kecamatan Bandongan (enam desa)
- Kecamatan Windusari (satu desa)
- Kecamatan Kaliangkrik (dua desa)
- Kecamatan Ngablak (satu desa)
- Kecamatan Mertoyudan (satu desa)
Sumber : BPBD Kabupaten Magelang