RADARSEMARANG.COM, Magelang – Kirab Cap Go Meh di Pecinan Kota Magelang mencerminkan hidupnya toleransi di Kota Magelang. Pasalnya tidak hanya menampilkan budaya khas Tiongkok, namun juga budaya lokal.
Wali Kota Magelang dr Muchamad Nur Aziz meminta agar perpaduan ini untuk dipertahankan. “Bagus, karena ada budaya lokalnya, nggak cuma barongsai,” kata Aziz Minggu, (5/2).
Pantauan koran ini, kesenian lokal yang ikut dalam kirab, seperti topeng ireng, soreng, reog, kuda lumping, jatilan. Kemudian ada penampilan drumb band dari Akademi Militer. Mereka tampil di sepanjang Jalan Pemuda (Pecinan). Sementara barongsai tampil atraktif tidak hanya di jalanan. Mereka juga menyusuri trotoar untuk mengambil angpau di pertokoan. Atraksi ini pun menghibur penonton.
Masih menurutnya Aziz, Kota Magelang masih harus banyak belajar tentang toleransi. Bersama mewujudkan Kota Magelang menjadi “rumah bersama”. “Toleransi itu tidak hanya budaya saja, tapi juga perilaku,” tandasnya.
Penasihat TITD Liong Hok Bio David Hermanjaya menyebutkan, kegiatan ini melihatkan sekitar 20 kesenian tradisional sebagai wujud kebersamaan. Kegiatan seperti ini sudah berjalan tiap tahun. “Kebersamaan budaya, Bhineka Tunggal Ika, kita harus bersama dengan budaya lokal,” imbuhnya.
Salah seorang pengunjung, Septi, mengaku senang diadakannya kembali kirab dalam rangka Imlek. Ia rindu melihat arak-arakan di Pecinan. Dirinya sangat terhibur. “Ini adalah hiburan gratis yang ditunggu-tunggu tiap tahun,” akunya. (put/rfk/ton)