RADARSEMARANG.COM, MAGELANG – Proses pembebasan tanah proyek pembangunan flyover dan semi underpass di Simpang Canguk, Kota Magelang sudah berlangsung 90 persen. Total ada 109 bidang yang terdampak dari proyek pembangunan tersebut.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Magelang Joko Budiyono mengatakan pembebasan tanah dari 109 bidang sudah selesai 90 persen. Sisanya masih dalam proses.
“Kita juga sudah berkoordinasi dengan pihak Pengadilan Negeri Kota Magelang, terkait jika nanti ada warga yang masih belum menerima karena keberatan, kita titipkan di Pengadilan Negeri sebagai konsinyasi,” jelasnya.
Ia menyampaikan, rencananya awal Januari 2023 akan dilakukan lelang. Dan untuk pembangunannya ini, nantinya jalur dari arah Semarang-Jogjakarta maupun sebaliknya melalui jalur atas. Kemudian dari arah Nambangan (Kota Magelang) menuju Tegalrejo (Kabupaten Magelang) melalui bawah.
Ketua RW 21 Kelurahan Rejowinangun Utara, Kota Magelang Bambang Kurniawan mengatakan, ada sekitar 80 warganya yang terdampak pembangunan flyover dan underpass ini. Dengan total ada empat RT yang terdampak.
“RT 1, 2, 3, dan 4 yang terdampak, kemudian untuk RT 1 dan RT 3 yang terdampak hampir 50%,” jelasnya.
Bambang menyampaikan, dalam proses pembebasan tanah ini, tidak ada kendala yang berarti dan mayoritas warga disini sepakat dengan harga yang diberikan. Untuk harga yang diberikan oleh pemerintah kepada warga antara Rp 6,1 juta hingga Rp 6,5 juta per meter persegi.
Tanah milik Bambang yang terkena sekitar 310 meter persegi, dan UGK yang didapat sekitar Rp 2,2 miliar.
“Pembayaran UGK ini sudah dibayarkan Jumat (17/12) yang lalu,” jelasnya.
Selain tanah dan bangunan warga yang terdampak, ada juga fasilitas umum yang terdampak proyek ini. Yakni, Masjid Jamiatur Rochmah Canguk Kota Magelang. Masjid ini berada di pinggir jalan Magelang-Semarang di kawasan Canguk, jika dari arah Terminal Tidar, masjid berada di sisi kiri.
“Nanti untuk lokasi gantinya berada di belakang lokasi awal masjid, dan tanah yang digunakan merupakan tanah wakaf dari salah satu warga,” terangnya.
Terkait nantinya masjid tersebut dibangun ulang pemerintah atau diberi ganti rugi berupa uang, pihaknya belum mengetahuinya.
“Warga minta sebelum ada fly over dikeruk, masyarakat minta masjid sudah dibangun, jadi ibadah tidak terganggu,” harapnya.
Dihubungi terpisah, Ketua Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah II Jawa Tengah, Devi Alcitra Candra mengatakan rencana lelang pada Januari 2023. Direncanakan mulai Maret 2023 proses pembangunan dimulai.
“Rencana kita lelang Januari 2023. Kurang lebih (Maret dimulai),” ujar Devi. (rfk/ton)