RADARSEMARANG.COM, Magelang – Pedagang Pasar Rejowinangun keluhkan pemasangan bollard atau besi penghalang di los daging. Keberadaan besi penghalang membuat mereka kesulitan saat hendak membuka dan menutup lapak. Terutama ketika droping barang dagangan.
Perwakilan pedagang los daging, Nanik, mengungkapkan kekesalannya. Besi penghalang itu dipasang UPT Pasar sekitar pertengahan November. Pedagang dengan pengelola pasar sempat bermusyawarah. Telah menemui sepakat untuk mencopot besi penghalang, dan pedagang tidak lagi memarkir kendaraan hingga di area los daging. Sepeda motor hanya dibolehkan masuk untuk mengangkut barang. Namun kesepakatan itu ternoda. Pihak pengelola pasar kembali memasang besi tambahan.
“Kita sudah sepakat begitu, tapi dua hari kemudian malah jumlahnya ditambah. Tadinya hanya tiga, sekarang jadi enam besi,” ujarnya.
Komunikasi dengan pihak UPT Pasar menemui jalan buntu. Akhirnya para perwakilan pedagang menemui para anggota DPRD Kota Magelang, pekan lalu. Pasalnya, upaya bertemu Wali Kota Magelang belum berhasil. Ia harap, keluh kesah pedagang ke para wakil rakyat dapat didengar oleh pemkot. Agar besi-besi penghalang itu bisa dicopot.
Nanik dan teman-temannya juga mendokumentasikan kerepotan para pedagang ketika melansir barang dagangan. Pekan lalu, Nanik dan perwakilan pedagang lainnya menemui anggota DPRD Kota Magelang. Kedatangan mereka diterima anggota DPRD Kota Magelang, Kevin Mahesa, HIR Jatmiko, Waluyo.
HIR Jatmiko mengatakan keluhan dari para pedagang itu semestinya didengar oleh pemkot. Kemudian menyelesaikan permasalahan dengan musyawarah. “Rejowinangun itu sebagai pasar percontohan kelas nasional. Harapannya bisa ditingkatkan keamanan dan kenyamanan pedagang dan pembelinya,” ujarnya dikonfirmasi.
Terpisah, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Magelang Syaifullah mengatakan pemasangan besi itu agar tidak ada lagi pedagang yang memarkir kendaraan di area los daging. Menurutnya, kendaraan yang diparkir tidak pada tempatnya bisa mengganggu kenyamanan pedagang dan pengunjung. “Karena ketika mereka jalan, terhalang oleh kendaraan yang terparkir di dalam,” katanya, Rabu (14/12).
Pihaknya tidak keberatan mencopot besi penghalang itu. Namun ia berharap, pedagang tertib memarkir kendaraan di lokasi parkir yang telah disediakan. Jika hendak droping barang, bisa menggunakan troli atau alternatif lainnya. Menurut Syaiful, parkir di area los juga dapat merusak fasilitas yang ada. (put/lis)