RADARSEMARANG.COM, Magelang – Polemik sampah di Kota Magelang masih menjadi pekerjaan rumah pemerintah dan masyarakat di Kota Magelang. Kondisi Tempat Pengelolaan Sampah Akhir (TPSA) Banyuurip Magelang saat ini sudah overload.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Magelang M Yunus mengakui, TPSA Banyuurip Magelang sudah overload. Setiap hari volume masih di kisaran 60 sampai 65 ton sampah. Kebanyakan sampah rumah tangga.
Yunus menjelaskan dalam pengelolaan sampah itu ada penanganan dan pengurangan. Penanganan dengan dengan peningkatan fasilitas, sarana, dan penyediaan penambahan lahan atas dukungan dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, DPR RI, dan dari Kementerian LHK. Namun, yang masih menjadi catatan dan PR adalah pengurangan.
“Kita harus memulai kegiatan atau program untuk pengurangan sampah. Hal ini sangat penting untuk mengurangi sampah yang masuk ke TPSA, mengingat keterbatasan lahan yang ada untuk pengelolaan sampah akhir,” jelas Yunus kepada wartawan saat menghadiri sosialisasi optimalisasi pengelolaan sampah, Kamis (13/10).
Selain mengurangi sampah yang masuk ke TPSA, kata dia, kegiatan pengurangan sampah juga bisa menjadi nilai tambah bagi masyarakat. Pengurangan sampah bisa berupa, pemilahan sampah organik dan anorganik.
Untuk sampah organik, bisa didaur ulang menjadi pupuk kompos, dan budidaya maggot. Sedangkan sampah anorganik bisa dijual kembali, didaur ulang. Sampai saat ini ada 78 bank sampah yang sudah berjalan, ditambah kampung iklim ada lima titik, dan TPS3R. Pihaknya menargetkan 192 bank sampah bisa hidup di Kota Magelang.
“Hal ini yang sedang kita gencarkan di masyarakat untuk mengurang sampah. Sejak dari rumah sampai bisa dikelola hingga selesai,” ujarnya.
Sementara itu, anggota Komisi IV DPR RI Vita Ervina menambahkan penanganan dan pengurangan sampah di daerah masih menjadi PR semua elemen. Tidak hanya di Kota Magelang, di daerah lain pun permasalahan sampah masih menjadi suatu problematika dan masalah klasik, yang harus ditangani dengan serius.
“Kita akan terus mendorong dan memberikan support ke pemerintah daerah dalam menangani permasalahan sampah. Seperti memberikan bantuan fasilitas, dan meningkatkan pemahaman soal penanganan dan pengurangan sampah,” jelas Vita. (rfk/lis)