RADARSEMARANG.COM, Magelang – Ada yang beda dari perhelatan Pasar Rakyat Gelora Sanden (PRGS), di kawasan Sport Center Gelora Sanden, kemarin. Puluhan anak muda datang dengan berkostum serba hitam dengan balutan lembaran kain batik. Mereka lantas berlenggak-lenggok memamerkan kain batik khas Kota Magelang, di depan tulisan Stadion dr H Moch Soebroto.
Karuan saja, aksi tersebut langsung menjadi sorotan warga dan pengunjung. Peragaan busana batik ini untuk memperingati Hari Batik Nasional. Setidaknya ada tiga pengrajin yang berkontribusi dalam acara tersebut. Mereka adalah Iwing Batik, Samiyo Batik, dan Nok Iyas Jumputan. Para model tersebut juga generasi muda berprestasi yang pernah mengikuti ajang Duta Genre dan Duta Wisata Kota Magelang.
“Kita ingin mengenalkan produk batik kepada masyarakat, agar mereka memiliki rasa bangga dan semakin mencintai produk-produk lokal Kota Magelang, khususnya batik,” kata Koordinator PRGS Asef Amani.
Pengrajin batik, Iwing Sulistiyawati mengaku bangga menjadi bagian acara tersebut. Saking senangnya, Ia membawa banyak motif batik. Di antaranya, motif Magelang Sejuta Bunga, Bayeman, Sekar Jagad Magelang, Rejowinangun, Alun-alun Magelang, Sego Goreng Magelangan, Kupat Tahu, Kemuning, Gong Selamat Datang, Godong Janda Bolong, Pelari, Getuk Tampah, Seli, Onthel, Tugu Aniem, Tugu Puncak Tidar. “Kami berharap, warga Kota Magelang tahu akan motif-motif batik yang ada di Magelang,” jelasnya.
Batik-batik itu dikenalkan oleh para model dari kalangan milenial. Ia yakin, batik akan semakin diminati oleh kalangan muda. “Mereka jadi tahu batik asli yang diakui UNESCO itu adalah batik yang proses pembuatannya menggunakan malam panas, bukan yang sablon,” ungkapnya.
Seorang pengujung, Fadila Aziza kaget dengan keberagaman motif batik dari Kota Magelang. Ia tidak menyangka ada sebanyak itu. ia juga memuji motif Magelang tidak terlihat ketinggalan, meski dengan kekhasannya. “Pakai batik juga bisa terlihat keren, fashionable,” ucapnya. (put/fth)