RADARSEMARANG.COM, Magelang – Kenaikan harga BBM yang terjadi Sabtu (3/9) lalu, membuat jasa di sektor transportasi angkutan umum terkena dampaknya. Para sopir angkutan kota (angkot) di Kota Magelang sangat keberatan dengan kenaikan harga BBM saat ini.
Salah satu sopir angkutan kota di Kota Magelang Lik Komari mengatakan, sebelumnya pihaknya sudah menyampaikan keluhan ke Dinas Perhubungan Kota Magelang untuk kenaikan tarif angkot. Para sopir angkot meminta kenaikan tarif di angka Rp 5.000 untuk umum dan Rp 3.000 untuk pelajar.
Ketua Koperasi Pengusaha Angkutan Kota (Kopata) Magelang Darsono mengatakan, sesuai Surat Keputusan (SK) Wali Kota Magelang, tarif angkutan umum di wilayah Kota Magelang masih Rp 2.000 untuk pelajar dan Rp 4.000 untuk umum. Besaran tarif itu dinilai tak relevan lagi, melihat kenaikan harga Pertalite menjadi Rp 10.000 per liter, sejak 3 September lalu. “Penyesuaian SK sangat kami perlukan, meskipun praktik di lapangan tarif Rp 5.000 sudah berlaku. Adapun SK ini sebagai kepastian hukum kita dalam mengais rezeki,” kata Darsono.
Ia menambahkan, dalam audiensi tersebut pihaknya mengusulkan kenaikan tarif disesuaikan dengan persentase kenaikan harga BBM. Untuk diketahui, harga BBM naik sekitar 30-40 persen. ”Kami hitung-hitung itu sekitar Rp5.200 (untuk umum). Tapi dibulatkan jadi Rp 5.000 dan Rp 3.000 untuk pelajar,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Seksi Angkutan dan Terminal Dinas Perhubungan Kota Magelang Didik Aryanto mengatakan, setelah diskusi yang dilakukan bersama Forum Komunikasi Awak Angkutan Kota Magelang (Forkam), Senin (5/9) lalu. Pihaknya langsung mengajukan SK untuk kenaikan tarif angkutan menjadi Rp 5.000 sesuai dengan hasil diskusi.
“SK yang sudah kita naikkan ke wali kota Magelang sudah disetujui Kamis (8/9), dan kita juga sudah memberikan edaran kepada sopir angkutan terkait tarif angkutan menjadi Rp 5.000,” jelasnya kepada wartawan Radar Semarang di Terminal Magersari Senin (12/9). (rfk/ton)
