27 C
Semarang
Monday, 16 June 2025

Jamu Cespleng Picu Gagal Ginjal dan Kanker

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Magelang – Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) masih menemukan jamu tradisional dan suplemen kesehatan yang beredar di Jawa Tengah ditambahi bahan kimia obat. Meski khasiatnya cespleng, dampak buruknya dapat menyebabkan gagal ginjal sampai kanker.

Kepala BBPOM Semarang Sandra Maria P Linthin, Apt, MKes, menegaskan bahan kimia obat tidak boleh ditambahkan pada jejamuan. Jamu tidak diperuntukkan untuk mengobati suatu penyakit, tetapi untuk memelihara kesehatan.

“Apalagi penambahan bahan obat itu dosisnya tiga kali lipat di atas dosis  yang diberikan oleh dokter. Khususnya untuk yang pegal linu, rematik, sakit-sakit badan, sakit gigi, dan pada jamu kuat lelaki,” jelas Sandra pada acara bimbingan teknis dan desk konsultasi cara produksi pangan olahan yang baik, di ruang sidang lantai 1, Setda Kota Magelang yang diikuti pelaku UMKM, Selasa (19/7).

Bahan kimia obat yang ditemukan pada jamu kuat pria itu, kata Sandra, adalah jenis obat untuk mengobati penyakit impoten. Bila dikonsumsi dalam kurun waktu 3-4 tahun, bisa menyebabkan kerusakan organ tubuh, gagal ginjal dan kanker. “Karena dosisnya terlalu tinggi,” ucapnya.

Memberantas peredaran jamu seperti itu tidak mudah. Kendalanya justru pada tingginya permintaan masyarakat. Maka dibutuhkan kolaborasi antara BBPOM dan masyarakat. Supaya jamu berbahaya itu tak lagi beredar.

Selain itu, BBPOM juga menjumpai produk pangan olahan yang mengandung bahan berbahaya. Seperti formalin, boraks, pewarna tekstil. Bila bahan-bahan tersebut terakumulasi di dalam tubuh juga dapat menyebabkan kanker. Sandra mengungkap fakta di Jawa Tengah, rata-rata pemakaian bahan berbahaya pada makanan mencapai 13 persen.

“Bahan berbahaya itu biasanya ditemukan di mi basah atau mi kuning, kerupuk karak, kerupuk usek,” sebutnya.

Pihaknya melakukan pemetaan kerawanan kasus penggunaan bahan berbahaya dalam makanan. Tiga daerah prioritas pengawasan dan pengendalian. Yaitu, di Semarang banyak ditemukan mi basah berformalin.

Di Batang, ditemukan kerupuk usek dan kerupuk mi yang mengandung pewarna tekstil. Sedangkan di Salatiga terkait kerupuk karak yang mengandung boraks. Meskipun begitu, beberapa daerah lain juga masih ditemukan produk pangan dengan bahan-bahan berbahaya. (mg4/put/lis)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya