32 C
Semarang
Sunday, 13 April 2025

Mbah Sutiyah Merayakan Ulang Tahun ke-100, Resep Panjang Umur, Air Putih dan Hati Bahagia

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM – Seorang warga lanjut usai (lansia) di Kecamatan Jumo baru saja merayakan ulang tahun yang genap seabad. Badannya masih sehat, pikiran juga tajam.

Rumah bercat coklat muda di RT 001 RW 004 Dusun Nerasi, Desa Morobongo, Kecamatan Jumo, Kabupaten Temanggung siang itu tampak ramai. Sosok sepuh berkerudung coklat, berkebaya bunga-bunga dan kain jarik motif senada duduk di sofa sambil memegang kue ulang tahun.

Lilin berbentuk angka 100 menancap di atas kue. Mbah Sutiyah, sosok sepuh itu, meniup lilin dengan hati-hati. Begitu padam lilin padam, disambut tepuk tangan anak cucu yang berjumlah 20 orang mengelilinginya.

Minggu (10/7) Mbah Suti –sapaan akrabnya- genap berusia 100 tahun. Raut mukanya berseri-seri. Badannya sehat, tanpa pikun, tutur katanya masih jelas.

“Hati harus selalu bahagia, pikiran tenang. Banyak minum air putih, makan sayuran organik,” tuturnya ketika ditanya resep panjang usia. Selain itu, setelah bangun tidur terbiasa makan nasi hangat ditaburi sedikit garam. Ia juga tidak lupa nama anak, cucu dan cicitnya. Sehari-hari kegiatannya momong cicitnya.

Menurut cerita salah satu cucunya, Dibyo Tri Pratisto, Mbah Suti menikah dengan alm. Mbah Mitro pada 1942 ketika Jepang masuk ke Indonesia. Kenangan yang tidak terlupakan Mbah Suti, ketika Jepang menyisir perkampungannya. Mbah Suti bersembunyi di bawah meja di dalam rumah. “Teman-teman perempuan sebayanya banyak yang dibawa tentara Jepang dijadikan budak (jugun ianfu),” ujar Dibyo mengutip cerita simbahnya. (lis)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya