RADARSEMARANG.COM, MAGELANG – Angka stunting di Kota Magelang 13,3 persen pada tahun 2021. Angka tersebut berada di bawah rata-rata Jawa Tengah dan juga nasional. Hal ini menjadikan Kota Magelang sebagai wilayah prevalensi stunting terendah nomor dua, setelah Kabupaten Grobogan yang hanya 9 persen.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Magelang Istikomah mengatakan angka tersebut adalah hasil dari upaya-upaya yang sudah dilakukan tahun-tahun sebelumnya. Pihaknya mengikuti pilar-pilar strategi nasional berupa Delapan Aksi Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting Terintegrasi. Meliputi analisis situasi, rencana kegiatan, rembuk stunting, Perbup/Perwali Kewenangan Desa, Pembinaan Kader Pembangunan Masyarakat, manajemen data, pengukuran dan publikasi stunting, dan review kinerja tahunan.
“Termasuk intervensi spesifik dan sensitif, yaitu melibatkan lintas sektor tidak hanya dinas kesehatan,” kata Istikomah saat acara Gerak Stunting Tingkat Kabupaten/Kota eks Karesidenan Kedu di Hotel Atria, Kamis (23/6). Pihaknya juga mengintervensi semua sasaran mulai dari ibu hamil, calon pengantin, dan bayi baru lahir sampai usia optimal 1000 hari pertama hari kelahiran.
Ia berambisi menurunkan angka stunting dalam setahun minimal 2,5 persen. Sehingga tahun 2024 tercapai target di bawah 8 persen. “Tidak cukup penurunan hanya 1 persen per tahun,”imbuhnya.
Istikomah berharap aksi nasional yang dilakukan ini sukses. Ia berkomitmen melakukan secara konsisten, dan on the track supaya misi menurunkan stunting bisa optimal. (mg1/put/lis)