27 C
Semarang
Tuesday, 24 June 2025

Masyarakat Tak Tergiur Imbalan Tim Sukses

Hasil Penelitian KPU Kota Magelang

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, MAGELANG – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Magelang mengumumkan hasil riset kolaboratif tentang partisipasi politik pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Magelang tahun 2020 di masa pandemi. Ekspose riset ini sebagai masa persiapan menuju pemilihan serentak 2024.

Ketua KPU Kota Magelang Basmar Perianto Amron menyebut penelitian dengan metode survei dan wawancara ini dilakukan oleh KPU Kota Magelang, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kota Magelang, Universitas Tidar. Ia menggunakan 12 dimensi pembahasan dan melibatkan 466 responden. Mulai dari usia 17 tahun, dengan latar pendidikan dan pekerjaan yang beragam.

“Penelitian ini secara terbuka, kami sampaikan kepada responden bahwa kami dari KPU (yang melakukan penelitian, Red),” aku Basmar, di Trio Front One Resort Magelang, Rabu (8/6).

Sedangkan yang melatarbelakangi penelitian ini adanya kekhawatiran beberapa pihak, bahwa pilkada menjadi sukar berkembang. Mudah terjatuh pada kondisi lebih mundur. Meski demikian, berdasarkan data KPU Kota Magelang, tingkat partisipasi masyarakat terhadap pilkada Wali Kota dan Wakil Wali Kota Magelang periode 2020 mengalami peningkatan dibanding tahun 2015. Yakni menjadi 77,85 persen dari sebelumnya 75,23 persen.

Hasil riset tersebut diketahui kesadaran politik masyarakat Kota Magelang sangat tinggi. Hanya 18 responden atau 3,86 persen yang tidak setuju menggunakan hak pilih, karena beberapa alasan. Paling besar karena berpersepsi bahwa pemilihan itu tidak berpengaruh terhadap kehidupan responden. Alasan terkecil, memilih tidak datang ke TPS pada waktu itu karena takut tertular Covid-19.

Penelitian ini juga menyentuh dimensi pragmatis. Perihal imbalan yang dijanjikan tim sukses. “Separo lebih dari responden menyatakan tidak setuju dengan adanya imbalan.”

Ia berharap partisipasi pemilu yang akan datang meningkat. Begitu pula dengan kualitasnya. “Berkualitas itu masyarakat menggunakan hak pilihnya secara rasional, tidak pragmatis. Mereka datang atas kemauan sendiri, percaya bahwa pemilu bisa merubah (keadaan, Red),” pungkasnya. (put/lis)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya