27 C
Semarang
Tuesday, 28 October 2025

Tiket Candi Borobudur Lebih Mahal dari GWK dan Angkor Wat

PT TWC Dukung Pembatasan Pengunjung

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Mungkid – Rencana kenaikan harga tiket pengunjung naik ke Candi Borobudur, Magelang menjadi Rp 750 ribu dan USD 100 mendapat respon negatif dari wisatawan mancanegara. Kenaikan harga tiket hingga 1.500 persen tersebut dinilai sangat memberatkan.

Jeffrey de Looper, wisatawan asing asal Amsterdam, Belanda, menilai harga tiket naik ke Candi Borobudur sebesar USD 100 bagi wisatawan asing terlalu mahal.

What, very to much. I will not go up (Apa?? Sangat banyak sekali. Saya tidak akan naik),” tegas Jeffrey kepada RADARSEMARANG.COM, Selasa (6/6).

Meski aturan ini belum diberlakukan, ia mengaku sudah tidak berminat untuk naik ke Candi Borobudur jika harus membayar tiket semahal itu. “Saya sebenarnya berminat naik. Tapi, saya tidak mau naik kalau harus membayar sebanyak itu. Saya kira itu terlalu mahal,” katanya.

Jeffrey merasa sudah cukup puas menikmati Candi Borobudur hanya dari pelataran. “Saya pikir sudah cukup mengambil gambar bagus dari bawah sini, dan saya memilih jalan-jalan di bawah saja. Tidak perlu naik ke atas,” ujarnya.

Ketua Forum Daya Tarik Wisata Kabupaten Magelang Edward Alfian berharap kebijakan ini bisa dipikirkan matang-matang. Hal ini agar tidak memunculkan efek negatif pada pelaku wisata lainnya di sekitar Borobudur.

“Candi Borobudur ini sebagai magnet utama. Jangan sampai kebijakan menaikkan tarif pengunjung mencapai Rp 750 ribu tanpa sebuah kajian yang matang bisa mengakibatkan kontraproduktif,” katanya.

Meski ini masih wacana dan belum putuskan, lanjut dia, beberapa pelaku bisnis wisata, seperti agen wisata langsung bereaksi. “Mereka mayoritas merasa keberatan dengan wacana kenaikan harga tiket yang hampir mencapai 15 kali lipat ini,” jelasnya.

Alfian mengaku, berdasarkan informasi dari beberapa agen wisata, tiket masuk objek wisata di Bali yang paling mahal hanya Rp 200 ribu, yakni GWK (Garuda Wisnu Kencana). Sedangkan untuk wisatawan asing yang tertinggi USD 100 di Angkor Wat Thailand, serta di objek wisata di Malaysia, bahkan di Singapura angka tersebut sudah menjadi paket wisata.

“Angka USD 100 ini sudah menjadi paket wisata, baik untuk transportasi, akomodasi, maupun tiket masuk,” bebernya.

Ia berharap apapun kebijakannya terkait wisata di kawasan Borobudur, semua stakeholder bisa duduk bersama. Sehingga tidak memunculkan efek negatif ke depannya.

PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (TWC) mendukung adanya kebijakan kuota tiket khusus untuk naik ke Candi Borobudur. PT TWC masih melakukan koordinasi untuk menyiapkan aturan dan SOP di lapangan, terutama terkait harga tiket nantinya.

Direktur Utama PT TWC Edy Setijono dalam keterangan tertulis yang diterima RADARSEMARANG.COM mengatakan, nantinya kunjungan wisatawan yang khusus naik di Candi Borobudur akan dibatasi 1.200 orang tiap harinya. Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan.

“Pengaturan kuota kunjungan 1.200 wisatawan per hari adalah kuota khusus untuk wisatawan yang naik bangunan Candi Borobudur,” jelas Edy, Senin (6/6).

Edy menjelaskan, pembatasan ini dilakukan dengan mempertimbangkan aspek konservasi Candi Borobudur. Pihak pengelola tidak memungkiri, banyaknya wisatawan yang naik ke area candi selama ini telah memberi dampak pada bangunan Candi Borobudur.

Berdasarkan hasil monitoring dari Balai Konservasi Borobudur terkait pelestarian Candi Borobudur, telah ditemukan bagian dengan kondisi keausan batu dan kerusakan beberapa bagian relief.

Ia menambahkan, terkait harga khusus untuk naik ke Candi Borobudur, pihaknya masih belum bisa memastikan angka nominalnya. Yang jelas angka ini masih dalam pengkajian ulang.

“Kita saat ini masih menyiapkan Standard Operational Procedure (SOP) teknis pelaksanaannya serta regulasinya. Kami akan berkoordinasi dengan Balai Konservasi Borobudur (BKB),” jelasnya.

Kepala Balai Konservasi Borobudur (BKB) Wiwit Kasiyati mengatakan, pihaknya mendukung upaya pemerintah untuk melakukan pembatasan kunjungan naik candi menjadi 1.200 orang per hari. Namun untuk nominal yang kemarin ramai sekitar Rp 750 ribu, pihaknya mengaku angka ini terlalu tinggi.

“Saya tidak tahu sebenarnya apakah kajiannya sudah ada atau belum. Mestinya ada pembicaraan. Hitungannya bagaimana? Kajiannya bagaimana? Kami tidak tahu. Cuma kami menyampaikan dengan adanya pemandu dan sandal upanat (sandal khusus untuk naik di candi) tentu harganya beda. Tapi, harganya naik segitu banyaknya kami tidak tahu,” ujar Wiwit saat ditemui RADARSEMARANG.COM di kantornya.

Wiwit menjelaskan, berdasarkan hasil kajian dari BKB, daya dukung fisik atau physical carrying capacity (PCC) Candi Borobudur kapasitas ideal kunjungan turis ke Borobudur dalam sehari 1.259 orang. Kunjungan para wisatawan secara ideal harus ditemani dengan pemandu, dan memakai sandal khusus agar tidak merusak struktur candi. Ia menekankan pihaknya ingin meninggalkan konsep turisme masal dan menyasar pariwisata yang berkualitas.

“Nantinya pengunjung selain bisa naik ke Candi Borobudur, mereka juga bisa mendapatkan ilmu. Jadi, tidak hanya naik, foto-foto, terus turun, enggak begitu. Kita ingin pengunjung juga tahu tentang sejarah Candi Borobudur ini apa,” jelasnya.

Upaya pembatasan ini dilakukan karena tingkat keausan batuan candi, terutama di bagian anak tangga sisi barat dan utara mencapai 63,39 persen dan 27,84 persen. Sedangkan keausan pada anak tangga sisi selatan mencapai 30,96 persen. Balai Konservasi mendapat mandat dari UNESCO untuk menjaga keterawatan Candi Borobudur sebagai situs warisan dunia.

“Sehingga setiap tahun kita rutin melakukan monitoring keterawatannya. Memeriksa retakan, sampah, dan jumlah pengunjung,” ujarnya.

Menurut Wiwit, tren kerusakan candi cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Hal itu disebabkan kelebihan jumlah pengunjung yang sebelumnya boleh naik ke badan candi. “Hal ini perlu segera diantisipasi,” ucapnya.

 

Terpisah, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menanggapi kebijakan tingginya harga naik ke Candi Borobudur. Ia meminta pihak PT TWC segera mengedukasi masyarakat terkait latar belakang penetapan harga tersebut.

Ganjar menjelaskan, pemerintah memutuskan pembatasan wisatawan untuk naik ke Candi Borobudur hanya 1.200 per hari. Keputusan itu, kata Ganjar, ditambah dengan pengendalian melalui penerapan tarif.  “Maka untuk naik ke candi kemarin disampaikan agar ada pengelolaan dengan pengendalian melalui tarif, kira-kira begitu,” kata Ganjar.

Menurutnya, kebijakan tersebut tidak diputuskan begitu saja. Berbagai aspek jadi pertimbangan. Salah satunya adalah konservasi Candi Borobudur, yang belakangan mengalami penurunan. Adapun sampai kemarin, wisatawan belum dibolehkan naik ke Candi Borobudur.

Kepada pedagang, Ganjar meminta agar tidak resah dengan kebijakan yang ada. Apalagi sampai saat ini, kawasan Candi Borobudur masih ramai dikunjungi wisatawan baik domestik maupun mancanegara. “Perbedaannya antara tiket masuk kawasan dan tiket naik, itu dua hal yang berbeda. Kan hari ini juga tidak naik dan pedagang juga oke, jadi pedagang nggak perlu takut soal itu. Toh hari ini semua nggak boleh naik kan juga ramai,” tandasnya. (rfk/aro)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya