RADARSEMARANG.COM, Magelang – Masyarakat Borobudur punya cara tersendiri merayakan Hari Lahir Pancasila. Yakni dengan kirab merah putih dan festival budaya nusantara. Sepanjang 1.000 meter bendera merah putih mengitari Candi Borobudur. Sebanyak 2022 bendera merah putih tertancap di sepanjang Desa Kembanglimus. Gelaran tersebut dikabarkan meraih rekor MURI.
Pantauan Jawa Pos Radar Magelang, pelataran Candi Borobudur menjadi titik awal pembentangan. Pukul 06.30 bendera merah putih melingkari Candi Borobudur. Ratusan orang dari berbagai kalangan menjadi petugas memegang bendera.
Dilanjutkan kirab merah putih menuju gerbang Gajah Kembanglimus. Diperkirakan jarak yang ditempuh sekitar tiga kilometer. Kirab merah putih itu berlangsung meriah. Warga antusias melihat di bahu jalan. Bahkan tak sedikit yang ikut mengiringi hingga ke titik akhir.
Mayoritas memakai busana adat seperti kebaya, batik, hingga kostum wayang. Barisan pertama diisi oleh wayang garuda raksasa bertuliskan “Bhinneka Tunggal Ika”. Disusul gunungan, dan karakter pendukung lain.
Ketua Panitia Festival Budaya Nusantara Sigit Wahyudi mengatakan giat ini bersifat kolaboratif. Hasil dari semangat gotong royong dari sejumlah pihak. Hal ini mengandung maksud merajut persatuan dalam momentum lahirnya Pancasila. “Kita benar-benar mandiri dan bersifat maraton. Akan ada rangkaian lanjutan hingga tiga Juni,” ujarnya.
Sigit mengungkapkan, kegiatan sudah dimulai sejak malam kemarin. Diawali dengan umbul dongo. Dengan harapan Indonesia menjadi negara yang makmur dan loh jinawi.
Melalui Asisten Perekonomian dan Pembangunan Iwan Sutrisno, Bupati Magelang Zaenal Arifin mengapresiasi penyelenggaraan kegiatan. Ia mengatakan, festival budaya adalah bagian dari identitas bangsa yang harus dilestarikan. Hal itu menjadi tanggung jawab generasi penerus. “Pemerintah Kabupaten Magelang sangat memberikan perhatian dalam hal ini,” tuturnya.
Pariwisata, kata dia, memiliki karakteristik pelestarian alam, budaya, dan seni. Jika semakin dilestarikan sangat mungkin menyejahterakan masyarakat sekitar. Sehingga sudah selayaknya dihormati dan dijaga untuk menjadi warisan luhur bagi anak cucu. (mia/lis)