31 C
Semarang
Wednesday, 16 April 2025

Kota Magelang Ramah Pesepeda

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM – Kota Magelang di akhir 2021 lalu meraih predikat sebagai salah satu kota ramah sepeda dari Komunitas Bike2Work (B2W). Hal ini tentunya harus menjadi perhatian semua elemen untuk meningkatkan pemanfaatan jalur sepeda sebagaimana mestinya.

Dengan adanya Peraturan Daerah (Perda) tentang penyelenggara lalu lintas dan angkutan jalan serta menerbitkan Peraturan Wali Kota tentang jalur sepeda menjadi upaya Dinas Perhubungan Kota Magelang untuk memberikan tata tertib penggunaan jalur sepeda di Kota Magelang. Hal ini diperuntukkan bagi pengguna jalur sepeda dan pengendara lainnya yang nekat menggunakan jalur sepeda.

Kepala Bidang Lalu Lintas dan Perparkiran Dishub Kota Magelang Noor Singgih tidak menampik hal ini. Menurutnya, penggunaan jalur sepeda di beberapa titik masih ada yang tumpang tindih dengan pengguna kendaraan yang lain. Seperti jalur sepeda di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman, Kota Magelang yang sering digunakan tempat mencari penumpang angkutan umum.

Noor Singgih menjelaskan, pembuatan jalur sepeda ini sudah melalui berbagai perhitungan. Apalagi yang di Jalan Jenderal Sudirman, secara standar jalur sepeda harusnya dipepetkan dengan trotoar. Namun melihat kondisi di Jalan Jenderal Sudirman yang menjadi pusat aktivitas baik kuliner dan perbelanjaan, makanya untuk jalur sepeda dibuat agak menjorok ke tengah.

“Mengingat aktivitas parkir di situ, sehingga tidak mengganggu yang lainnya. Hal ini sudah kita hitung sedemikian rupa,” jelasnya.

Ia mengatakan, jalur sepeda ini konsepnya memanfaatkan sisa-sisa ruang yang ada sekiranya bisa digunakan untuk jalur sepeda. Jadi, pihaknya tidak bisa memaksakan untuk membuat jalur sepeda di tempat-tempat yang di situ memang sudah menjadi aktivitas atau pusat keramaian dari dulu.

“Apabila kita menginginkan jalur sepeda yang clear. Kita harus menggunakan jalur sepeda yang di mana di situ tidak memungkinkan masyarakat menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat,” imbuhnya.

Singgih mengaku, sebenarnya pekerjaan rumah untuk jalur sepeda di Kota Magelang saat ini masih cukup banyak. Namun hal ini tidak bisa hanya diselesaikan oleh pemerintah atau Dinas Perhubungan saja. Perlu adanya kesadaran dari masyarakat terkait dengan adanya jalur sepeda. Apalagi pihaknya juga selalu melakukan patroli untuk memberikan imbauan kepada pengguna jalan.

“Kita sudah memberikan tanda dan pembatas untuk jalur sepeda. Diharapkan masyarakat juga paham dan mengerti tentang jalur-jalur ini. Saling mengerti dan mengalah menjadi kunci,” ucapnya.

Ia berharap dengan adanya jalur sepeda ini bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh pengguna sepeda. Selain itu, ia juga mengimbau kepada pengguna jalan untuk bisa saling menghormati sesama pengguna jalan, baik yang sepeda, becak, kendaraan roda dua, roda empat, maupun pejalan kaki.

Koordinator Bike to Work (B2W) Magelang Siska Sri Yoga mengaku, perlu adanya perbaikan infrastruktur jalur sepeda yang ada, seperti memanfaatkan water barrier untuk pemisah antara jalur sepeda dan kendaraan motor. Serta menambah fasilitas sepeda misalnya parkir sepeda di tempat tempat publik, dan rambu-rambu sepeda. “Saat ini baru ada di kuliner TVJ, dan itu pun hasil iuran pesepeda setiap ngumpul bareng,” ujarnya.

Sementara itu, jalur sepeda di Salatiga sudah dibangun sejak 2015 silam. Diinisiasi oleh Pemkot Salatiga, jalur khusus sepeda dibangun di beberapa ruas jalan dengan memberikan tanda berupa cat dan warna yang berbeda dari marka jalan. Jalur ini berada di sebelah tepi kiri.

Support dan kritikan bergantian datang menilai proyek tersebut. Dukungan dari masyarakat yang gemar bersepeda. Sementara kritikan datang karena jalan di Kota Salatiga terbatas dan masih kekurangan tempat untuk parkir mobil.  Tidak jarang, jalur ini tertutup oleh mobil yang parkir. Sementara di beberapa ruas jalan yang sempit, jalur ini justru dipakai bersama dengan pengendara motor dan mobil.

Sujoko, 46, pesepeda warga Dukuh terang-terangan menyebut jalur sepeda kurang bermanfaat. “Jalur itu digunakan bersamaan dengan sepeda motor dan mobil. Kadang ada yang ngerem mendadak. Malah berbahaya,” tutur pria yang saban Minggu bersepeda ke berbagai tempat.

Pesepeda lainnya, Aditya Bagas Ranggajaya  mengaku, jalur ini sebenarnya cukup bermanfaat. Hanya saja, masih banyak mobil yang parkir di jalur sepeda. Pria yang juga Lurah Blotongan ini kerap bersepeda ke kantornya. Ia juga tergabung di beberapa klub sepeda seperti Seli3, Team Kunang-Kunang dan Salatiga Ultra Cycling.

Kepala Dinas Perhubungan Kota Salatiga Sidqon Effendy saat dihubungi menjelaskan, pembangunan jalur sepeda di Kota Salatiga tujuannya bagus. Memberikan akses kepada pesepeda. Dan ke depan didorong kepada para pelajar agar gemar bersepeda.

“Namun ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan terlebih dahulu, yakni matangnya sosialisasi dan kampanye jalur ini kepada masyarakat awam,” terangnya.

Ia mengakui, jika masyarakat masih ada yang belum memahaminya. Jalur sepeda kerap digunakan sebagai tempat parkir mobil.  “Perlu dilakukan sterilisasi jalur pada waktu-waktu tertentu saat akan digunakan oleh para pesepeda. Mungkin di Minggu pagi atau waktu lain yang disepakati bersama,” imbuh Sidqon. (rfk/sas/aro)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya