RADARSEMARANG.COM, Magelang – Warga Tejosari sekitar Gunung Tidar melakukan ruwatan sedekah bumi, Kamis (24/3). Ruwatan dilakukan di malam Jumat Kliwon. Menurut koordinator acara dan wakil juru kunci Gunung Tidar Wahyuningsih, malam Jumat Kliwon menurut perhitungan Jawa merupakan hari yang besar.
Mengenakan baju adat, sebanyak 25 warga Tejosari menaiki anak tangga sampai ke puncak Gunung Tidar dengan membawa berkat atau tumpeng yang ditata seperti gunungan. Berkat ini disantap bersama-sama setelah acara doa bersama atau dinamakan kembul bujana.
“Kegiatan ini biasanya kita lakukan satu tahun sekali atau biasa disebut nyadran. Dengan melakukan bersih-bersih makam dan berdoa bersama,” jelas Wahyuningsih kepada wartawan koran ini, Kamis (24/3).
Tujuannya untuk mengucapkan syukur atas berkah yang sudah diberikan Tuhan melalui Gunung Tidar. Apalagi penduduk sekitar penghasilannya dari Kebun Raya Gunung Tidar. Ningsih mengatakan kegiatan ini juga untuk nguri-nguri budaya. Ia berharap ruwatan dapat menghilangkan semua kejelekan, kejahatan atau sukerto di Kota Magelang.
Sehingga warga Kota Magelang menjadi tenteram dan sejahtera. Ia menyampaikan, rencananya juga akan diadakan acara yang sama di malam Sura nanti. Namun, masih menunggu izin dari satgas Covid-19.
Sementara itu, Kepala UPT Kebun Raya Gunung Tidar Magelang Yhan Noercahyo Wibowo mengatakan pihaknya akan terus mendukung kegiatan-kegiatan seperti ini. Karena dirasa sangat baik, sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT. “Sebagian besar masyarakat yang ikut acara ini menggantungkan kehidupannya di Gunung Tidar,” jelasnya.
Ia berharap tradisi ini bisa dikemas lebih baik lagi, dengan rangkaian acara yang lebih menarik. Sehingga bisa menjadi daya tarik khusus untuk wisatawan. Jadi nantinya wisatawan lokal, nasional, maupun mancanegara bisa datang melihat ritual tradisi seperti ini. (rfk/lis)