RADARSEMARANG.COM, Mungkid – Umat Hindu di wilayah Magelang berkumpul di Pura Wira Bhuana, Rabu (2/3) pagi. Satu hari menjelang Hari Raya Nyepi, mereka melakukan upacara Melasti dan Mecaru. Umat Hindu pun memanjatkan doa supaya pandemi Covid-19 segera berakhir.
Tampak sejak pukul 07.00 prosesi Melasti mulai dilakukan dengan pengambilan air suci di Tuk Mas yang ada di Desa Lebak, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang. Jika biasanya prosesi pengambilan beramai-ramai, namun di tengah pandemi dilakukan secara terbatas. Hanya ada lima orang yang mengambil air suci tersebut. Sementara yang datang ke pura dibatasi 50 persen dari kapasitas.
Ketua Parisada Hindu Dharma Kabupaten Magelang I Gede Suarti menuturkan, upacara Melasti merupakan simbol penyucian diri sebelum memasuki hari raya Nyepi.
“Upacara Melasti untuk menjaga keseimbangan. Jadi yang dibersihkan itu tidak hanya badan saja, tapi bhuawana agung juga, melalui air suci yang kita ambil tadi,” ujar I Gede Suarti.
Dalam upacara Melasti, air suci yang berasal dari sumber air Tuk Mas tersebut diarak keliling pura sebanyak tiga kali. Kemudian dilanjutkan dengan upacara Mecaru. Upacara Mecaru dipimpin oleh Pinandita I Wayan Kadek. Umat Hindu duduk di halaman pura sambil memanjatkan doa.
“Pengertian Mecaru adalah menjaga alam semesta dan menyucikan. Supaya alam terjaga dan manusia tidak terganggu,” kata I Gede Suarti.
Dalam kesempatan itu terdapat ogoh-ogoh yang diputarkan hanya di halaman pura saja. Tidak ada pawai ogoh-ogoh karena masih pandemi Covid-19. “Ogoh-ogoh tujuannya untuk menetralisasi roh-roh jahat yang menggangu kehidupan manusia baik yang ada di lingkungan pura maupun alam semesta,” ujarnya.
Prosesi pada Rabu (2/3) pun ditutup dengan persembahyangan terakhir untuk memohon supaya diberikan keberkahan dalam pelaksanaan Catur Berata Penyepian, Kamis (3/3) pagi.
“Kalau kami ambil sekarang dengan situasi dan kondisi yang mana masih level 3, berarti kita umat Hindu sudah melakukan prokes dari pelaksanaan Catur Berata Penyepian,” pungkasnya. (man/ida)