RADARSEMARANG.COM – Setahun memimpin, Wali Kota Magelang dr Muchamad Nur Aziz, Sp.PD-KGH selalu menunjukkan kekompakan dengan Wakil Wali Kota Kiai Mansyur. Dalam berbagai kesempatan, ia memberikan ruang kepada wakilnya untuk tampil. Seperti memotong pita, memukul gong, memberikan sambutan tambahan, dan lainnya. Seberapa penting peran wakil wali kota di mata sang dokter? Berikut bincang-bincang wartawan RADARSEMARANG.COM, Puput Puspitasari dengan Wali Kota Magelang dr Muchamad Nur Aziz di ruang rapatnya, tepat di hari satu tahun masa kepemimpinannya (26/2).
Seberapa berarti waki wali kota Pak Kiai Mansyur mendampingi Pak Dokter Aziz, sampai sering memberikan kesempatan tampil?
Wakil wali kota itu sebenarnya diposisikan sebagai pengawas pembangunan. Dan harus diajak terus. Beliau termasuk tim percepatan penanggulangan kemiskinan. Saya percaya, wali kota yang baik adalah yang bisa menghidupkan peran wakilnya. Jangan menjadikannya saingan. Wakil wali kota bukan formalitas. Tapi penghormatannya sangat dalam. Saya bersyukur, saya merasa bisa jadi wali kota karena pak wakil. Tanpa pak wakil, apa ya saya kuat?
Lalu apa fokus kepemimpinan pak dokter saat ini?
Pemerintahan yang berkelanjutan. Di 2022, kami fokus pada pembangunan sumber daya manusia (SDM). Ini harus dikuati. Memang nggak kelihatan. Kalau pembangunan fisik hanya dalam satu tahun, bisa rampung. Kelihatan bangunannya. Kalau SDM nggak kelihatan, tapi efeknya dahsyat. Nantinya, mereka akan membangun bangunan-bangunan yang lebih hebat.
Mengapa memilih pembangunan SDM?
(Nasib) saya berubah ini (menjadi dokter dan wali kota), karena SDM. Saya anaknya guru SD, tapi bisa berubah, karena SDM-nya berubah.
Berapa anggaran yang disiapkan untuk membiayai pembangunan SDM?
Saya gelontorkan hampir Rp 90 miliar untuk pembangunan SDM.
Apa tidak takut dicela rakyat, karena pembangunannya tidak terlihat?
Wali yang sesungguhnya, nggak takut cercaan.
Lalu, seperti apakah peran masyarakat di masa kepemimpinan Pak Dokter?
Sekarang ini, masyarakat bukan penonton lagi. Sekarang, mereka itu pemainnya. Yang pegang kendali adalah OPD (organisasi perangkat daerah). (put/lis)