RADARSEMARANG.COM, Magelang – Penjual tahu dan tempe di Pasar Rejowinangun Kota Magelang dilema dengan terus naiknya harga kedelai. Pedagang bingung mau menaikkan harga jual produk atau mengecilkan ukurannya.
Dariyah, pedagang di Pasar Rejowinangun mengaku sejak tiga hari lalu menaikkan harga jual tempe Rp 500 per potong. Selain itu, ukuran tempe dari produsen sedikit menyusut.
Dariyah mengatakan puluhan pedagang tahu dan tempe di Pasar Rejowinangun Kota Magelang tersebut tetap berjualan. Tidak terpengaruh dengan aksi para pedagang tempe dan tahu di sejumlah kota yang mogok berjualan.
“Tidak sedikit, calon pembeli yang batal. Hanya menawar. Tapi saya tetap bersyukur. Meskipun berkurang setidaknya masih ada masyarakat yang membeli tempe dan tahu,” celetuknya.
Sementara itu, Sri, 65, salah satu penjual tahu di Pasar Rejowinangun mengaku harga jual tahu sudah naik enam bulan lalu. Menurutnya saat ini harga jual tahu juga naik sedikit, Rp50 tergantung ukurannya. Untuk tahu dengan potongan agak kecil semula dijual Rp 300 kini menjadi Rp 350 per biji. Sedangkan, tahu ukuran agak besar juga naik, dari semula Rp 650 menjadi Rp 700 per biji.
Menurutnya, meskipun harga tidak naik, penjualan mengalami penurunan. Karena mahalnya harga minya goreng sehingga penjual gorengan menghentikan sementara usahanya.
Terpisah, perajin tahu Desa Mejing, Candimulyo di Kabupaten Magelang juga mengeluh dengan naiknya harga kedelai dan tidak kunjung turunnya harga minyak goreng. “Sekarang harga kedelai Rp 11.500 padahal sebelumnya masih Rp 8.000. Minyak goreng juga masih Rp 19 ribu,” ujar Siti Munzalifah, salah satu perajin tahu. Ia mengaku untuk produksi tahu masih tetap sama, yakni 2 kuintal per hari. Namun bedanya, ukurannya diperkecil.
Kalau dulu satu papan tahun menghasilkan 50 potong tahu. Sekarang satu satu papan menghasilkan 70 potong tahu, karena ukuran yang diperkecil. Harganya pun semakin mahal. “Dulu satu papan tahu, isi 50 potong dijual Rp 15 ribu. Sekarang 70 potong kecil Rp 20 ribu,” ujar Siti.
Menurut Siti, saat ini hasil penjualan tahu hanya cukup untuk operasional. Ia hanya sedikit keuntungan. “Cuma bisa buat makan Mas. Karena kan juga untuk bayar tenaga juga,” jelasnya. Ia tetap memilih membuat tahu karena tidak ada pekerjaan lain.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Magelang Catur Budi Fajar Sumarmo mengatakan sampai saat ini tempe dan tahu tidak ada kelangkaan. Untuk harga tempe dan tahu Rp 10.500 sampai Rp 11.500. “Selain itu, di Kota Magelang tidak ada aksi mogok jualan. Insyaallah di Kota Magelang tercukupi,” tegasnya. (rfk/man/lis)