RADARSEMARANG.COM, Magelang – Rumah milik Dimas Sandi Ironi di Jalan Daha Nomor 36 Kota Magelang dipenuhi barongsai. Mulai dari barongsai ukuran kecil sampai besar. Semua barongsai tersebut dibuat oleh Sandi sendiri. Pria berumur 65 ini merupakan salah satu seniman sekaligus penggerak kesenian barongsai di wilayah Magelang dan sekitarnya.
Menjelang Imlek, banyak seniman menjual karya barongsai kepada masyarakat umum, namun tidak dengan Sandi. Ia hanya menjual karya barongsai untuk kepentingan pentas kelompok kesenian barongsai yang didirikannya, yakni Bhinneka Nusantara. Bahkan Sandi sama sekali tidak mengambil untung.
“Jadi penjualan barongsai uangnya untuk kas kelompok kembali. Saya tidak menerima untung. Karena tujuannya untuk edukasi,” ujar pria bermarga Liem ini pada Minggu (23/1).
Sandi mengaku jatuh hati pada kesenian barongsai sejak usia dini. Saat umurnya 9 tahun. Ia belajar membuat barongsai dari sang kakek yang juga seorang seniman.
Kecintaan itu pun tidak pernah pudar, walaupun 11 tahun lalu kaki kanannya harus diamputasi, akibat penyakit penyumbatan darah. Bapak empat anak ini terus memproduksi barongsai bahkan tetap aktif melatih kelompok barongsai Bhinneka Nusantara, meski harus menggunakan kursi roda.
Dalam membuat barongsai Sandi lebih mengedepankan kualitas, ia ogah asal-asalan. Karena barongsai yang dibuat akan digunakan untuk pementasan, sehingga unsur kenyamanan juga diperhatikan. Bagi Sandi membuat barongsai bukan untuk mengejar materi, namun lebih pada sebuah kesetiaan pada kesenian tersebut.
Sandi mengaku, dalam sebulan bisa memproduksi sepuluh barongsai ukuran kecil. Sementara untuk ukuran besar yang bentuknya cukup rumit, yakni satu buah dalam sebulan. (man/ton)