RADARSEMARANG.COM, Magelang – Kerinduan dengan mendiang sang ayah, membawa Yossie Yosephine menulis sebuah buku berjudul Hari Esok Pasti akan Lebih Indah. Ia mencurahkan segala pikiran dan perasaannya selama empat bulan untuk karya pertamanya itu.
Kebetulan, Yossie gemar menulis dan membaca sedari SMP. Kecintaannya terhadap literasi itu terus menguat seiring bertambahnya usia. Ia akan terus berkarya. “Belajar (menulis, Red) itu kan tidak memandang waktu, tempat, dan usia, hehehe,” ungkapnya usai menyumbangkan karyanya itu ke Dinas Perpustakaan dan Arsip (Disperpusip) Kota Magelang, Jumat (21/1).
Cerita soal buku itu, rupanya sangat mendalam. Sebagai anak terkecil, ia yang paling dekat dengan ayahnya. Bahkan pernah menjadi saksi saat ayahnya berada di titik nol. Bisa dikatakan minus secara perekonomian. Sedangkan beban yang dipikul ayahnya, sangatlah berat. Ternyata sang ayah mampu bangkit.
“Mungkin kalau dulu saya nggak dididik keras, saya nggak bisa seperti sekarang,” ujar perempuan.
Dalam perasaan Yossie, ayah adalah cinta pertamanya. Seperti itulah kiranya. Sulit melupakan kenangan bersama sang ayah. Meski sang ayah telah menghadap Sang Pencipta sejak enam tahun lalu. Tepatnya tahun 2015. Kepergian sang ayah sangat membekas. Karena bagi Yossie, segala sesuatu yang ayahnya lakukan semasa hidup, mengesankan untuknya. Menjadi pemacu untuk melahirkan karya tulis yang penuh makna. Serta sarat pesan, setiap musibah pasti ada hikmahnya.
Ia berharap bukunya menjadi bacaan yang menghanyutkan bagi pembaca. “Saya harap, tulisan ini bermanfaat bagi orang lain dan menyemangati mereka,” imbuhnya.
Kepala Disperpusip Kota Magelang Arif Barata Sakti bangga terhadap putra-putra daerah yang berkarya. Buku-buku karangan warga Kota Magelang juga menambah koleksi perpustakaan kota. “Semoga bisa menginspirasi orang Magelang untuk menulis,” pungkasnya. (mg4/mg1/put)