RADARSEMARANG.COM, Magelang – Wali Kota Magelang dr Muchamad Nur Aziz berharap arsitektur di Kota Magelang menjadi sebuah konsep bangunan yang ramah anak. Selain arsitek, para seni rupa, dan penggiat anak dapat ikut berpartisipasi dalam mengembangkan Kota Magelang menjadi kota ramah anak.
“Saya berharap pembangunan di Kota Magelang tiga tahun ke depan memiliki konsep dan bisa menjadi bangunan yang ikonik,” ujar Aziz saat memberikan sambutan pada acara Dekkson Knowledge di Artos Hotel Magelang Rabu (22/12).
Ia mengaku, saat ini belum ada bangunan di Kota Magelang yang menjadi legenda. Belum ada hasil arsitek yang bisa dilihat dan menjadi sesuatu pembeda dari kota-kota lain. “Saya berharap ke depan bisa menjadi kota yang ramah tentang anak,” ujarnya.
Anak-anak sekarang ini sudah kehilangan tempat bermain. Kemampuan motorik mereka berkurang, anak-anak sekarang mainannya handphone saja. “Mereka butuh suatu tempat untuk anak-anak,” ucap Aziz.
Sketsa yang dipamerkan merupakan karya 110 arsitek yang tergabung di Ikatan Arsitektur Indonesia (IAI) Jawa Tengah. Bekerjasama dengan Dewan Kesenian Kota Magelang (DKKM), mereka melakukan live sketch bangunan-bangunan ikonik di sekitar Alun-alun Kota Magelang Rabu (22/12). “Hasil dari live sketch ini dipamerkan di Artos Hotel Magelang saat puncak acara Dekkson Knowledge,” ucap Ketua IAI Jawa Tengah Sugiarto.
Sugiarto mengatakan pemilihan Kota Magelang dijadikan tuan rumah dari live sketch dan seminar Dekkson Knowledge, karena IAI Jateng berencana membuka wilayah baru, salah satunya di wilayah Kedu.
Ia menambahkan kegiatan ini juga menjadi salah satu upaya untuk mendukung Pemerintah Kota Magelang. Terutama dalam menjaga dan peduli bangunan-bangunan bersejarah di Kota Magelang dan sekitarnya. Nantinya ada water tower, klenteng, masjid agung, kantor pos, polres, gereja, dan loka budaya yang menjadi target sketch.
Ketua Korwil Kedu IAI Jateng Prasarana Agung Dewanto mengakui kegiatan live sketch ini bisa salah satu upaya untuk memperhatikan dan memamerkan bangunan-bangunan cagar budaya.
Bangunan cagar budaya ini merupakan aset daerah yang cukup bagus dan bisa membantu mengembangkan potensi wisata serta budaya. Mungkin tahun depan pihaknya akan menggelar sketchwalk bangunan-bangunan cagar budaya. “Mulai dari karesidenan, kampung arab, dan tempat-tempat lainnya,” ujarnya. (rfk/ton)