RADARSEMARANG.COM, Magelang — Goenawan Mohamad tentu tidak akan pernah lupa dengan momen pembukaan pameran tunggalnya di Museum OHD. Dia mendapat dua kejutan sekaligus dari sahabatnya, Oei Hong Djien, sang pemilik museum tempat ia berpameran Potret.
Hadiah pertama berupa sebuah lagu berjudul Salut d’Amour, komposisi Edward Elgar. Yang membuat istimewa, Oei Hong Djien memainkan biola untuk Goenawan Mohamad yang berusia 80 tahun itu.
GM, sapaan akrab Goenawan Mohamad, beranjak dari tempat duduknya. Ia mengeluarkan gawai dari saku celana, sambil mendekat ke arah Oei Hong Djien yang didampingi pemain gitar, sebagai pengiring lagu. Lalu diarahkan lah kamera gawai itu ke depan. Jepret ! GM berhasil mengabadikan momen tersebut. Ia melihat hasil fotonya. Matanya berbinar. Menunjukkan sebuah kebahagiaan. Dia masih memegangi gawai itu. Kemudian kakinya bergeser perlahan ke beberapa arah untuk mencari sudut terbaik memotret.
Rona bahagia mendapat kejutan pertama itu belum memudar. GM kembali mendapat kado dari Oei Hong Djien. Sebuah lukisan karya G Djoko Susilo. Dari sorot mata dan ekspresi tubuhnya, ia terlihat bersemangat menerima hadiah itu. Lukisan yang bergambar seniman Djoko Pekik, Oei Hong Djien, dan dirinya.
Belum lagi, kebahagiaan datang dari para tamu yang hadir dalam pembukaan pameran GM. Banyak tokoh-tokoh besar dari kalangan seniman, pejabat publik, juga pengusaha-pengusaha ternama di Magelang. Seperti Budayawan Mustofa Bisri alias Gus Mus, Pelukis Djoko Pekik, mantan Presiden Lima Gunung Sutanto Mendut, Wali Kota Magelang dr Mucahamad Nur Aziz, Romo Sindhunata, Romo Mudji Sutrisno, Slamet Santoso, dan lainnya.
GM mengaku bangga bisa berpameran di Museum OHD. Ia katakan, pameran ini sebagai ajang kangen-kangenan bersama Oei Hong Djien. Apalagi, Museum OHD dikenal tidak hanya di Indonesia, tapi juga tingkat dunia. Ia sudah mempersiapkan pameran ini selama setahun. Tapi, 90 persen karya yang dipamerkan, ia kerjakan sejak pandemi Covid-19. “Karena nggak ada kerjaan. Setiap hari hanya di rumah dan ke studio,” ungkapnya, Sabtu, (23/10).
Ia bahkan tak punya target khusus pada pameran tunggal ke-10 ini. Sederhana saja. Karyanya disukai orang lain. “Kalau harapan saya, berbahagia saja,” tandasnya.
Pria kelahiran 29 Juli 1941 itu memamerkan 38 lukisan dengan pelbagai ukuran kanvas. Semuanya ia buat sejak 2018 sampai tahun ini. Lalu sebuah objek instalasi, tujuh boneka Den Kisot dkk, satu video rekaman pertunjukan, satu video wawancara, 107 gambar di kertas, serta puluhan gambar di kertas yang dipajang dalam tujuh meja kaca.
Di mata Oei Hong Djien, GM adalah sosok yang komplit. “Dia ini orang langka, hahaha,” ucapnya berkelakar. Dengan penuh semangat, Oei Hong Djien memuji GM sebagai orang yang beruntelektual. “Pengetahuannya luar biasa. Ngomong sama orang seperti dia itu ya seneng to, bisa menimba ilmu,” imbuhnya.
Sementara Gus Mus pun kaget melihat karya-karya GM. Tiba-tiba menjadi pelukis, yang hasilnya tidak kalah dengan pelukis lama. GM yang ia kenal sebagai budayawan, sastrawan, sekarang juga ia kenal sebagai pelukis. “Goenawan itu memanfaatkan waktunya luar biasa,” imbuhnya.
Wali Kota Magelang dr Muchamad Nur Aziz ikut bangga, kotanya didatangi oleh tokoh-tokoh besar. Dia juga melihat kuatnya perkembangan seni rupa di Magelang. Menurut dia, kota yang hebat adalah kota yang keseniannya maju. Ia akan memberi perhatian khusus bagi perkembangan seni rupa. Memoncerkan nama Kota Magelang hingga kancah internasional. (put/ton)