RADARSEMARANG.COM, Magelang – Satpol PP Kota Magelang mengadakan operasi PPKM level 4 di sejumlah ruas jalan di Kota Magelang. Dalam operasi, petugas memberikan imbauan dan mengingatkan pedagang untuk tidak menimbulkan kerumunan. Juga memberikan pemahaman peraturan PPKM level 4.
Kepala Satpol PP Kota Magelang Singgih Indri Pranggana mengatakan pihaknya juga memberikan bantuan sembako kepada pedagang angkringan. Itu sebagai bentuk perhatian bagi pedagang yang terdampak PPKM darurat.
Singgih menambahkan pembagian sembako ini merupakan inisiasi dari anggota Satpol PP Kota Magelang dalam membantu usaha angkringan. “Apa yang kita lakukan selama ini demi kepentingan bersama. Bukan semata-mata penertiban. Saya mengakui adanya PPKM ini secara tidak langsung berdampak kehidupan mereka. Sepi karena pembatasan-pembatasan,” ujarnya.
Namun demi kepentingan bersama dalam menekan angka Covid-19, pihaknya akan terus memaksimalkan operasi semacam ini. “Memang belum menjangkau semua, tapi kita terus maksimalkan. Misalnya hari ini di kecamatan ini, nanti di kecamatan mana lagi,” jelasnya.
Para pedagang yang disambangi tampak kaget. Beberapa dari mereka ketakutan karena khawatir terkena razia. Padahal, petugas datang hanya untuk sosialisasi sekaligus memberikan bantuan sembako dan masker.
“Sore Mas, apa kabar? Sepi ya? Sabar-sabar dulu ya. Untuk jamnya menyesuaikan saja. Boleh malam sedikit. Yang penting jangan ada kerumunan dan dijaga kondisinya. Sehat-sehat ya mas. Ini ada sedikit bantuan, semoga bermanfaat,” ucap Singgih kepada Andi penjual angkringan Rabu (4/8) sekitar pukul 20.40.
Ia juga berpesan kepada penjual untuk peduli dengan pelanggannya, dengan selalu mengingatkan jika ada pelanggan yang melanggar protokol kesehatan tidak memakai masker. “Kami tadi juga memberikan masker kepada penjual untuk selalu disimpan di gerobaknya dan bisa dibagikan ke pelanggan jika ada yang tidak memakai masker,” ujarnya.
Andi mengaku kaget dengan kedatangan petugas Satpol PP ke tempatnya. Ia bersyukur petugas justru memberikan bantuan sembako. “Kaget lah pasti. Saya kira mau disuruh tutup, padahal baru buka sore. Ternyata dikasih sembako. Bapaknya bilang jangan ada yang makan di tempat, harus dibungkus,” cerita Andi. (rfk/lis)
