26.8 C
Semarang
Sunday, 22 June 2025

Covid-19 Tak Kasat Mata, Nyatanya Ada

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Magelang – Sinar matahari mulai terasa panas di wilayah Banyubiru, Kecamatan Dukun. Tantto, melangkahkan kaki keluar rumah. Sambil mengangkat lukisannya yang berukuran besar. Bergambar pocong, jin, dan Covid-19.

Ia tancapkan lukisan itu ke dalam kolam ikan. Ditutupi dengan selembar kain berwarna cokelat, dan daun-daun kelapa yang mengering. Lalu, ia kembali lagi ke dalam rumah. Mengambil kanvas yang masih putih, bersih. Ia tempatkan di dekat kolam.

Tepat pukul 10.00, ia melukis beberapa makhluk gaib. Ia hanya menggunakan cat warna hitam. Aktivitasnya ini, menemani matahari yang mulai meninggi. Di sampingnya, perupa dari Magelang, Jono, mengawali aksi teatrikal memakai masker. Sambil bernyanyi kekidungan, untuk mengusir roh-roh jahat.

Begitu Tantto menyelesaikan gambarnya, Jono pun mengakhiri nyayiannya. Keduanya bersama berjalan menuju kolam. Menceburkan diri ke dalam air yang keruh. Mereka memekikkan “korona minggato!”.

Kata-kata itu, terus menerus mereka ulang. Sambil melemparkan lumpur ke lukisan yang diberi judul “Kapan akan Berakhir”.

Lukisan itu tidak lagi berwujud. Seluruh bidang tertutup lumpur. Namun kemudian dibersihkan. Tantto dan Jono, menyiramkan air. Sampai gambar pada lukisan itu, terlihat lagi.

Tantto sengaja menggambar mahkluk gaib. Ia ibaratkan, Covid-19 seperti itu. Tidak kasat mata, tapi nyata adanya. Tidak boleh disepelekan. Satu-satunya cara melawan virus bahaya ini adalah dengan protokol kesehatan (prokes), doa, dan semangat kebersamaan.

“Masyarakat harus mengikuti anjuran pemerintah, taati prokes, dan selalu gunakan masker. Itu wajib,” tandas pelukis asal Magelang itu, Rabu, (21/7/2021).

Pria 42 tahun itu ingin masyarakat tidak selalu menyalahkan pemerintah atas penanganan Covid-19 ini. Pun sebaliknya. Pemerintah tidak boleh pula menyudutkan masyarakat. Pandemi ini, kata dia, bisa diakhiri jika semua saling instropeksi.  Sebagai pelaku seni, ia sangat terdampak. Pendapatannya, sama sekali tidak ada. Sebagai alternatif, ia mengerjakan kegiatan di luar seni. Tanpa meninggalkan profesinya sebagai pelukis.

“Pelaku seni, wisata, dan budaya, sekarang lagi anjlok. Tidak berdaya. Harapan saya, dinas atau pemerintah pusat di kementerian terkait, tolong perhatikanlah kita,” setilnya. (put/lis)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya