RADARSEMARANG.COM – Berwisata di Pegunungan Menoreh bisa dimulai dari Balkondes Ngadiharjo, Kecamatan Borobudur. Balkondes ini berjarak kurang lebih 7 km dari Candi Borobudur. Sekitar 13 menit.
Jawa Pos Radar Magelang berkunjung ke Balkondes Ngadiharjo pada Selasa (22/6/2021) siang. Begitu sampai lokasi, wartawan koran ini dimanjakan dengan pemandangan Pegunungan Menoreh dari dekat. Hijau dan menyejukkan. Apalagi balkondes berada di dekat area persawahan.
Memasuki gerbang masuk balkondes, wartawan dibuat takjub oleh pilar-pilar bercorak bebatuan setinggi 3 meter. Pilar itu berdiri kokoh di muka pendopo. Oleh beberapa pengunjung lantas dijadikan tempat berfoto.
Balkondes Ngadiharjo luasnya 1,5 hektare. Diklaim sebagai balkondes paling luas se-Borobudur. Memiliki satu pendopo utama, satu limasan, satu pendopo resto, meeting room, art shop, dan enam kamar homestay.
Arsitekturnya bergaya klasik. Dinding-dindingnya terbuat dari kayu. “Homestay kami serba kayu. Lantainya dari kayu,” ujar Huda, supervisor Balkondes Ngadiharjo.
Dari segi kuliner, Balkondes Ngadiharjo memiliki andalan. Kuliner serba-entok. Salah satu yang menjadi khas adalah mi entok. Kuliner berkuah serupa mi ayam, tetapi ditaburi daging entok. Selain itu, ada mi goreng entok, nasi goreng entok, hingga soto entok. Kuliner lain selain entok juga tersedia.
Mi entok dipilih sebagai menu khas karena sudah menjadi makanan khas Desa Ngadiharjo. Sehingga, perlu dipopulerkan lebih jauh di balkondes. Kuliner itu pula menurut Huda, diburu pengunjung.
“Sebelum pandemi, sehari bisa habis 10 ekor entok,” sambung Siti Alfiah, marketing Balkondes Ngadiharjo. Sementara ketika pandemi, paling hanya menghabiskan satu hingga dua ekor entok. Kini, mi entok hanya tersedia hari Minggu.
Selain mi entok, Balkondes Ngadiharjo menawarkan kopi resah dan kopi kapulaga. Dua minuman itu juga turut menjadi kuliner khas. Sekaligus menjadi upaya balkondes untuk turut mengangkat usaha mikro kecil menengah (UMKM) warga Desa Ngadiharjo.
Balkondes Ngadiharjo memiliki art shop. Letaknya di sudut kanan balkondes. Art shop difungsikan untuk memasarkan produk UMKM.
“Di Ngadiharjo ada beberapa perajin kayu dan bambu. Kerajinan bambu yang jadi khas,” tutur Huda.
Sebagai bentuk peningkatan, Balkondes Ngadiharjo menawarkan wisata edukasi berbasis seni. Huda mengatakan, art shop akan dijadikan sebagai lokasi melukis topeng, payung, dan sebagainya. “Misalnya musim layang-layang, bisa juga melukis wayang lalu menerbangkannya di sini,” bebernya. (rhy/lis)