RADARSEMARANG.COM, Magelang – Komunitas Republik Terwelu kembali mengadakan kontes kelinci. Tahun lalu, mereka sempat merugi. Lantaran harus mengembalikan uang pendaftaran, karena kontes batal digelar akibat pandemi Covid-19. Padahal persiapan acara tahunan itu telah matang.
Wakil Ketua Komunitas Republik Terwelu Basuki mengaku kerepotan menggelar kontes kelinci di tengah pandemi. Ia tidak bisa menerima banyak pendaftar. Dulu bisa capai ratusan peserta, dengan membuka beberapa kategori. Kali ini hanya diikuti 44 peserta dari berbagai daerah. Dan hanya satu kelas lomba kelinci New Zeland. Memperebutkan piala Kepala Disperpa. Jurinya adalah Rinto Ariwibowo (Jogjakarta), dan Erdos Pinilih (Semarang).
“Maka kita bikin acara yang lebih kecil, mini kontes,” tuturnya di sela acara bertajuk Gandrung Terwelu, di halaman kantor Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpa) Kota Magelang, kemarin.
Acara ini juga untuk mengedukasi, dan memberi motivasi peternak kelinci bertahan di tengah pandemi. Pengamatannya, banyak peternak yang berhenti budidaya kelinci karena kesulitan menjualnya. Baik untuk kelinci peliharaan, maupun kelinci potong.
“Banyak kuliner makanan olahan daging kelinci yang tutup sejak pandemi. Sehingga mereka kebingungan akan menjualnya ke mana, padahal sudah masa panen,” ungkapnya.
Tidak jarang peternak membanderol harga sangat murah. Banyak pula yang memilih bertahan. “Solusinya jual miring nggak apa-apa, karena masih butuh beli pakan, dan kelinci-kelinci itu juga butuh nutrisi, asupan gizi yang baik, tapi jangan sampai banting harga,” pesannya.
Bicara keuntungan, pria 35 tahun ini menyebut, harga kelinci hias jenis New Zeland berusia 2 bulan misalnya, bisa laku Rp 1 juta lebih saat kondisi normal. Lalu turun saat pandemi. Begitu juga dengan kelinci potong. Semula Rp 40 ribu per kilogram (kelinci hidup), sekarang Rp 35 ribu. Dia berharap, Pemkot Magelang terus memberi dukungan bagi komunitas, dan peternak kelinci.
Kabid Peternakan dan Perikanan Hadiono menambahkan, kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari Disperpa. Kontes ini juga sebagai sarana edukasi. Bahwa daging kelinci punya nilai gizi yang baik, dan rendah kolesterol. Ia harap masyarakat mulai mengonsumsinya, sebagai alternatif lain dari daging sapi, ayam, maupun kambing. “Diversifikasi pangan,” tandasnya. Selain itu, beternak kelinci mendukung implementasi urban farming. (put/lis)