26.2 C
Semarang
Friday, 20 June 2025

Pemkot Magelang Genjot Pertanian Perkotaan Terpadu

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Magelang – Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpa) Kota Magelang ungkap fakta. Lahan produktif di Kota Magelang tersisa 142,83 hektare sawah. Sedangkan 18,51 hektare lainnya berupa tegalan. Namun luas pekarangan mencapai 1.234 hektare. Hampir delapan kali lebih luas dibandingkan sawah, dan tegalan.

Kepala Disperpa Kota Magelang Eri Widyo Saptoko mengatakan data tersebut dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2019. Dijadikan acuan Pemkot Magelang dalam upaya penguatan pangan lokal. Pasalnya, data itu menunjukkan lahan pekarangan sangat potensial dikembangkan untuk pertanian perkotaan atau urban farming. “Kita akan genjot pemanfaatan pekarangan, dengan sejumlah tanaman sayuran organik,” kata Eri, kemarin.

Terlebih, wali kota dr Muchamad Nur Aziz mencetuskan program Magelang Cantik (Cinta Organik). Sangat relevan dengan potret Kota Magelang saat ini. “Sekarang sudah dimulai untuk menumbuhkan, dan pengembangan kelompok wanita tani (KWT) di setiap kelurahan,” ujarnya.

Terdapat dua KWT percontohan di lokasi berbeda. Yakni KWT Sari Makmur (Kedungsari), dan KWT Kartini (Wates).  Eri menerapkan model tanam yang beda di dua lahan itu. Dilakukan penanaman secara tumpangsari di demplot KWT Kartini (Kelurahan Wates). Sedangkan di KWT Sari Makmur (Kelurahan Kedungsari) tanaman tumpangsari dan monokultur, dengan lebih banyak jenis tanaman.

Koordinator Penyuluh Pertanian Among Wibowo akan mendampingi KWT dari masa tanaman, sampai menjelang panen. Supaya produksinya meningkat. Menurutnya pula, konsep tanaman perkotaan adalah solusi tepat untuk menjawab tantangan zaman. Serta menunjukkan eksistensi pertanian dan pangan di tengah realita derasnya konversi lahan pertanian ke nonpertanian. “Kota Magelang juga punya pola pertanian perkotaan terpadu atau integrated urban farming yang beda dari kota-kota lainnya,” aku Among. (put/lis)

 


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya