RADARSEMARANG.COM, Magelang – Apel upacara peringatan HUT ke-1115 Kota Magelang dilakukan secara sederhana di halaman belakang Kantor Wali Kota Magelang tepat pukul 07.00, Minggu (11/4/2021). Tidak ada tenda para tamu yang biasanya duduk di kursi VIP. Meski begitu, peserta upacara berseragam Korpri ini tampak sumringah.
Tepat di hari bahagia Kota Magelang, ada 75 pegawai diumumkan naik pangkat. Wali Kota Magelang dr Muchamad Nur Aziz menyerahkan surat keputusan (SK) pengangkatan secara langsung. Yang naik pangkat terdiri atas golongan IV ada 16 orang, golongan III sebanyak 28 orang, golongan II sebanyak 22 orang, dan golongan I sebanyak 9 orang.
Wali Kota dr Aziz menegaskan hari kelahiran Kota Magelang ini dimaknai dengan perubahan yang lebih baik. Ia meminta para ASN agar kompak dalam urusan pembangunan kota. Masing-masing instansi tidak boleh berjalan sendiri-sendiri. Era pemerintahannya diibaratkan sebuah sepeda yang terdiri atas banyak komponen. Tapi untuk bisa bergerak dan berjalan, harus dirakit menjadi satu. “Saya akan memberikan penilaian itu secara profesional, tidak ada like dan dislike. Laporan (kinerja, Red) nggak perlu yang baik-baik terus,” ucapnya.
Kendala di lapangan juga perlu disampaikan. Ini supaya cepat dievaluasi dan diperbaiki. Diapun meminta pegawai bangga memiliki wakil wali kota seorang kiai. Namun punya toleransi yang tinggi. Bersama Wakil Wali Kota Magelang Kiai Mansyur, ia ingin Kota Magelang menjadi kota yang maju, sehat, dan masyarakatnya bahagia. “Saya ingin Kota Magelang semakin baik, baldatun thayyibatun wa robbun ghofur,” ucapnya.
Dia lantas mengingatkan, pekerjaan itu memiliki tanggung jawab dunia dan akhirat. Masyarakat membutuhkan pemerintah. Pun sebaliknya. Maka integritas harus dijaga. Menjalankan kehidupan, dan pekerjaan harus dilandasi iman dan takwa. Pasti membawa berkah. “Berkah itu cirinya gampang. Tiap jabatan yang diemban, akan membuat semakin dekat dengan Tuhan. Kalau justru membuat jauh dengan Tuhan, berarti nggak berkah,” ungkapnya.
Untuk mencapai keberkahan, tentu tiap pegawai harus memperbaiki kualitas ibadah. Pegawai muslim berhenti beraktivitas ketika adzan berkumandang. Segera salat berjamaah di masjid. Bagi yang nonmuslim, memanfaatkan waktu istirahat dengan kegiatan ibadah, seperti membaca kitab.
Imbauan ini selaras dengan Program Magelang Agamis (Progamis) yang menjadi program unggulannya. Program ini diwujudkan dalam beberapa kegiatan. Salah satunya pembentukan Kampung Religi. Ia menargetkan membentuk Kampung Religi di tiap kelurahan. Kampung Religi ini milik semua agama. Tujuannya untuk meningkatkan religiusitas warga dan kerukunan antarumat beragama.
“Kalau keimanan dan ketakwaan warga ini baik, pasti akan tumbuh toleransi. Terhindar dari paham radikal. Jika warganya rukun, pembangunan kota mudah dicapai. Kebahagianpun akan dirasakan bersama,” katanya.
Wakil Wali Kota Magelang Kiai Mansyur optimistis terwujud Kota Magelang yang maju, sehat, dan bahagia. Ia pun memanjatkan doa khusus, supaya kerukunan terwujud, angka pengangguran menurun, kemiskinan teratasi. “Mudah-mudahan masyarakat bisa ayem. Asah, asih, asuh. Tatas, titis, tetes. Enak, penak, kepenak. Senang, sening, seneng,” ucapnya.
Lalu bagaimana kata warga? Pendeta Ari Wibowo menaruh harapan besar kepada Wali Kota dan Wakil Wali Kota Magelang dapat mewujudkan kerukunan umat beragama. Meskipun saat ini dinilai sudah cukup kondusif.
Bahkan, Pendeta Gereja JKI Kristus Raja Magelang Utara ini sangat mengapresiasi langkah Pemkot Magelang dalam membentuk Kampung Religi yang mengakomodasi semua pemeluk agama. “Kampung Religi ini betul-betul kami idam-idamkan,” akunya penuh semangat.
Dia percaya, jika Kampung Religi diperbanyak, bahkan diikuti kota-kota lainnya, pasti akan terwujud kerukunan. Tidak ada paham-paham radikalisme, dan kemaksiatan. “Kampung Religi ini membuat kita jadi kenal satu sama lainnya, lebih dekat, dan akrab, tanpa memandang suku, ras, agama, dan lainnya,” ucapnya.

Menyelami Logo HUT ke-1115 Kota Magelang
Pandemi Covid-19 belum berakhir. Atas situasi ini, Pemkot Magelang tak menghelat pagelaran yang meriah. Semua dikemas sederhana. Tanpa mengurangi suka cita, dan makna yang terkandung.
Demikian pula dengan tampilan desain logo Hari Jadi ke-1115 Kota Magelang. Dirancang dengan bentuk sederhana dan mudah dipahami. Hari Jadi tahun ini dituangkan dalam rangkaian angka yang dirancang secara khusus.
Angka 111 sebagai penyederhanaan bentukan kibaran bendera warna-warni yang menggambarkan suasana dinamis, ceria, suka cita, dan bahagia. Sedangkan angka 5 dibentuk dengan bentukan setengah lingkaran yang dihiasi dengan bentukan pita panjang di atasnya.
Rangkaian bendera di atas angka 1 dan pita di atas lengkungan yang menggambarkan angka 5, semuanya membentuk sudut 21 derajat, sebagai gambaran tahun 2021. Dengan arah kemiringan yang sama melambangkan adanya keberlanjutan kebijakan di masa transisi kepemimpinan ini. Selain itu, kesamaan arah, juga sebagai gambaran dari kesamaan langkah dari semua unsur dalam mencapai tujuan pembangunan di Kota Magelang.
Dipadukan dengan warna-warni diangka, bendera dan pita, simbol itu menggambarkan suasana ceria, suka cita, dan bahagia. Konfigurasi angka 1115, yang membentuk kesatuan image ke arah kanan semakin meninggi, menggambarkan perkembangan atau progres untuk mencapai target yang lebih tinggi, sehingga menjadi lebih maju.
Simbol Kota Magelang sendiri diwakili bentuk salah satu ikon, yaitu Patung Pangeran Diponegoro. Image-nya dibentuk oleh rangkaian lingkaran warna hijau, yang semakin melebar ke arah luar. Atau semakin ‘fokus’ ke arah dalam, yang melambangkan bahwa jajaran perangkat daerah di Pemkot Magelang selalu fokus mengawal capaian visi dan misi kepala daerah. Selain itu, tetap fokus pada penanganan pandemi Covid-19.
Dengan demikian, secara keseluruhan, logo Peringatan Hari Jadi Kota Magelang Tahun 2021 digambarkan dengan suasana ceria, penuh suka cita merupakan wujud masyarakat yang bahagia. Di sisi lain, meskipun terjadi masa transisi kepemimpinan kepala daerah, namun tetap ada keberlanjutan dan keselarasan yang berujung pada keharmonisan. (put/ida)