RADARSEMARANG.COM, Magelang – Wali Kota Magelang dr Muchamad Nur Aziz bakal memangkas jalur komunikasi yang berbelit. Ia ingin mudah berdiskusi dengan warga. Terutama dengan ketua RT dan RW. Supaya permasalahan warga Kota Magelang cepat teratasi. Diantaranya soal kemiskinan. Lalu Covid-19.
“Saya ingin, warga bisa komunikasi langsung dengan wali kotanya, tanpa ada sekat,” tandasnya.
Kemiskinan ini kata dia tidak melulu soal ekonomi. Namun paling banyak soal mental. Ia mengantongi data, angka kemiskinan di Kota Magelang tidak banyak. Sekitar 9.270 jiwa. “Perasaan miskin itu sebenarnya hanya ada di hati seseorang,” jelasnya.
Dia akan mengkaji ulang teknis pemberian bantuan bagi warga prasejahtera. Apabila perlu, warga yang telah memperoleh bantuan kemiskinan, di rumahnya akan ditempel stiker “Saya Miskin”. Cara seperti ini diharapkan menyentuh hati orang-orang yang sebenarnya berkecukupan, namun mengaku miskin.
“Sedangkan orang yang benar-benar miskin juga akan berusaha keras untuk memperbaiki hidupnya, sampai stiker tersebut dilepas dari rumahnya,” jelasnya. Selain itu, model pendataan harus melibatkan ketua RT dan RW, bekerja sama dengan Dinas Sosial.
Ia mendorong ketua RT dan RW semakin gesit mengabdi pada masyarakat. Apalagi Pemkot Magelang telah memberikan perhatian kepada mereka sejak 2011. Mereka diberi insentif untuk menunjang operasional. Tahun ini nilainya bertambah. Semula ketua RT menerima Rp 150 ribu per bulan. Sekarang menjadi Rp 250 ribu.
Jika kenaikan jasa operasional ketua RT naik Rp 100 ribu, berbeda dengan ketua RW yang naik Rp 210 ribu. Awalnya Rp 190 ribu, kini menjadi Rp 400 ribu per bulan.
Penyerahan jasa operasional tersebut dilaksanakan sesuai ketentuan protokol kesehatan. Digilir tiap kelurahan. Sampai seluruh ketua RT dan RW di 17 kelurahan mendapatkannya. Ia harap, peningkatan bantuan jasa operasional tersebut menambah semangat pengabdian. (put/lis)