30 C
Semarang
Thursday, 19 December 2024

Tak Ingin Nampang Sendirian di Baliho

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Magelang – Wali Kota Magelang dr Muchamad Nur Aziz tampil perdana bersama para pelaku seni dan budaya dalam sorotan kamera sejak dilantik Februari lalu. Ia terlihat asyik ngbrol dalam acara produksi ke-25 “Njo Thethek Njo”, sebuah acara yang diinisiasi oleh Komunitas Pinggir Kali, ditayangkan di kanal YouTube.

Acara yang proses syuting di Pendopo Pengabdian itu juga dihadiri pelaku seni dan budaya Kota Magelang. Antara lain, Oei Hong Djien (pemilik Galeri Seni OHD), dr Reno, Bagus Priyana, Gepenk Nugroho, Mbilung Sarawita, dan Muhammad Nafi sebagai moderator.

Aziz mengajak seniman dan budayawan terlibat aktif sebagai penentu arah pembangunan Kota Magelang. Ia mengaku tak bisa sendiri memajukan kota. Butuh banyak bantuan dari banyak pihak. Dia pun tak mau berjarak dengan siapapun.

Ia mengaku meneladani sikap kepemimpinan Pangeran Diponegoro. Menurutnya, kisah penjebakan dan penangkapan Pangeran Diponegoro menunjukkan bahwa pemimpin perang Jawa ini memiliki harga diri dan marwah seorang pemimpin besar.

“Saya ingin Kota Magelang ini warganya punya harga diri. Punya marwah, kebebasan dalam berpendapat. Pemimpin itu tidak selalu benar. Pemimpin harus siap dikritik dan siap dikoreksi,” ungkapnya.

Terkait semangat perubahan dan kesederajatan, Aziz memastikan baliho-baliho yang dipasang Pemkot Magelang tidak akan menampilkan foto dirinya seorang. Namun nyawiji. Ada kebersamaan. Seperti dengan anggota DPRD, forkopimda, ASN, bahkan bersama elemen-elemen masyarakat lain.

Lebih lanjut, ia mengajak para pelaku seni dan budaya untuk terus ikut membangun kota. Tidak perlu segan melontarkan ide kreatif. Ia juga menyampaikan rencana pengembangan seni dan budaya yang akan dimasukkan ke dalam rencana kerja pemerintah daerah. Salah satunya keinginannya mengubah fungsi Taman Pancasila menjadi sebuah theater terbuka yang gratis untuk umum.

Dijelaskan, untuk melengkapi fungsi kota jasa, beberapa destinasi wisata unggulan akan dikembangkan. Seperti kawasan budaya Gunung Tidar, kawasan sejarah Mantyasih dan museum-museum. Ke depan siap dijadikan satu paket wisata. (put/lis)

 


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya