32.2 C
Semarang
Saturday, 21 June 2025

Wali Kota Magelang Tetap Ingin Jadi Dokter saat Libur

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM – Setelah resmi menjadi Wali Kota Magelang, dr Muchamad Nur Aziz tak lantas menanggalkan profesinya sebagai dokter. Ia ingin tetap praktik. Alasannya mulia. Ingin membantu pasien sembuh dari penyakit.

Bagi Aziz, jadi dokter juga tidak mudah. Butuh perjuangan. Punya kecerdasan intelektual tinggi itu memang sebuah keharusan. Tapi perlu diimbangi kemauan yang besar. Kesabarannya juga harus teruji. Terbukti, dokter Aziz sukses melalui itu semua. Sampai mengantarkan dirinya menjadi dokter spesialis penyakit dalam, konsultan ginjal, dan hipertensi. Gelarnya SpPD-KGH. Di Jawa Tengah baru 17-an dokter seperti dirinya.

“Saya lagi cari tahu, boleh (buka) praktik di rumah dinas nggak, hahaha,” ujarnya disambut gelak tawa dari wartawan koran ini dan dua orang kepercayaannya, Trieha dan Antok. “Kalau nggak boleh ya praktik di rumah sakit,” timpalnya.

Melayani kesehatan pasien akan dilakukan hari Sabtu, atau Minggu. Di luar hari efektif kerja. “Supaya ilmunya nggak hilang,” imbuhnya.

Tidak ada jadwal khusus untuk menyapa warga. Dia memang tidak ingin banyak yang berubah dari kesehariannya. Apalagi ada seremonial. “Kadang kala saya perginya itu tidak terjadwal. Habis Subuh pergi menemui siapa, setelah itu ke siapa. Yang pasti saya ingin nguatin religiusitas warga. Karena menghadapi Covid-19 ini butuh keikhlasan, dan kesabaran, jangan sampai warga stres, biar imunitasnya nggak turun,” ungkapnya.

Aziz mengaku punya prioritas di 100 hari kerja. Diantaranya program Rp 30 juta per rukun tetangga (RT), jemput sakit antara sehat, dan beberapa program lainnya. Ia berusaha menepati janji-janji pada saat kampanye. Bersama tim transisi bentukannya, telah mencocokkan beberapa visi-misinya dengan rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD)—yang sudah diketok oleh wali kota sebelumnya. “Tahun ini tahap persiapan dan tahap pelaksanaan bantuan Rp 30 juta untuk tiap RT,” ujarnya.

Lagi-lagi, Aziz minta warga sabar sampai dirinya bersama wakilnya, Kiai Mansyur memenuhi semua janji kampanye. Dirinya pun tidak akan membubarkan tim relawan Aman (Aziz-Mansyur) yang turut membantunya memang dalam pilkada. “Relawan Aman sebagai pendukung dan pendorong, bahwa program-program yang dijanjikan harus dipastikan berjalan,” tandasnya.

Hari Senin, (1/3/2021) Aziz dan Kyai Mansyur mulai bekerja. Setelah agenda serah terima jabatan dengan Plh Wali Kota Magelang Joko Budiyono. Selanjutnya, Joko Budiyono akan kembali menjalani rutinitas sebagai Sekda Kota Magelang.

Sebelum dirinya dilantik menjadi wali kota definitif, tidak ada persiapan khusus. Semua dibiarkan mengalir seperti biasa. Termasuk kebiasaan mengunjungi ibunya sebelum memulai aktivitas. “Tiap pagi saya sowan ke ibu. Birrul walidain, orang tua tinggal satu,” ujarnya.

Ia selalu minta restu dan doa kepada ibunya. Ia juga bermunajat. Agar menjadi pemimpin yang membawa berkah bagi kota, dan warganya. Dirinya juga menyadari, sejak awal ikut kontestasi tidak diperhitungkan untuk menang. “Ini (kemenangan) karena Allah taala,” tuturnya dengan mata yang sedikit berair.

Secara terang, Aziz mengakui bahwa Kota Magelang selama dipimpin wali kota terdahulu, Sigit Widyonindito menunjukkan kemajuan yang besar. Fasilitas publik, dan infrastruktur dinilai bagus. Di tangannya, Aziz ingin Kota Magelang lebih baik lagi.

Pintu rumah dinasnya pun akan terbuka bagi siapa saja yang ingin berkeluh kesah. Mengutarakan ide, dan gagasan. Ia berjanji, bersama Kiai Mansyur akan mengatasinya. Ia akan berbagi tugas, agar mesin pemerintahan berjalan baik. Sejak awal bersama, tidak ingin punya kepentingan pribadi. Semua dilakukan untuk warga Kota Magelang, karena ini adalah pengabdian. Dia tidak ingin terkesan mendominasi, atau menonjol. “Hahaha, Pak dokter Aziz itu orangnya nggak suka terlihat menonjol,” ucapnya tertawa.

Maka dia ingin warganya guyub. Juga bersemangat membangun kota. Dia pun akan mendorong partisipasi masyarakat. Melahirkan 1.500 wirausaha baru dalam setahun. Paling tidak muncul 1-2 pengusaha baru di tiap RT. Pelatihan-pelatihan penguatan kapasitas sumber daya manusia akan digalakkan. Stimulus bantuan modal digulirkan.

Perhatian kepada masyarakat juga dipastikan merata. Tidak tebang pilih bagi wilayah-wilayah dengan basis dukungan terbesar. Dia bahkan percaya, bahwa warga Kota Magelang adalah orang-orang santun. Tidak mungkin ada yang berniat men-jegal dirinya. Meski diakui, masih ada orang yang tidak menyukai kemenangannya. “Saya yakin warga kita bukan pendendam, kecuali kalau dikompori, dan disponsori, hehehe,” kelakarnya. (put/ton)

 


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya