24 C
Semarang
Tuesday, 28 October 2025

‘Warta Korona’ Sayatan Hati Pekerja Media

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Magelang – Peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2021 warga Kampung Potrosaran, Kota Magelang jauh dari meriah. Arak-arakan ditiadakan. Pentas kesenian hilang. Tumpengan pun tak ada. Hanya secarik kertas geguritan berjudul “Warta Korona” dipegang penyair ES Wibowo, warga setempat.

Aduh biyung Pertiwi, lara mbabarake warta korona (aduh ibu pertiwi sakit mengabarkan berita korona). Nanging warta nglarakake kudu kaandhapna (Tetapi berita menyakitkan harus disiarkan) (ES Wibowo)

Puisi bahasa Jawa atau geguritan ini dilantunkan di bawah menara Bengung, di tanggul Kali Kota. Lalu dua jeriken berisi disinfektan digendong ketua RW dan RT setempat. Disemprotkan di sekitar lingkungan. Hujanpun turun dengan derasnya. Seolah menutup peringatan sakral itu diacarakan.

ES Wibowo mengaku butuh waktu lama menyusun syair itu. Ia ingat sejak April 2020, baru selesai Januari 2021. Dia tidak ingin pilihan katanya terlalu umum, yang sifatnya sangat simbolis.

“Pencarian kata ini butuh perenungan berminggu-minggu, sampai ketemu kata-kata yang bisa menerjemahkan kewibawaan wartawan talingane landhep sumping karna (pendengarannya tajam berwibawa),” ujarnya, di Tanggul Kali Kota, Kampung Potrosaran, Kelurahan Potrobangsan, Magelang Utara kemarin (8/2/2021).

Dalam puisinya itu, Wibowo juga menggambarkan mahkota kedudukan profesi wartawan adalah rakyat, atau publik pembaca. Itulah menjadikan wartawan sebagai profesi cerdik, pandai, intelektual.

Ia juga mengartikan bahwa kondisi pandemi Covid-19 bukanlah yang diinginkan oleh semua orang. Dalam masalah menghadapi Covid-19, wartawan sebetulnya merasakan sakit. Tapi wartawan hadir untuk mengabarkan. “Harus dikabarkan supaya publik masyarakat maupun pembaca eling lan waspada. Ini mengingatkan,” tegasnya.

Pemberitaan itu mestinya tidak disikapi menjadi sebuah ketakutan. Melainkan pesan yang tersirat di sana. Yakni dengan mematuhi protokol kesehatan, agar pandemi Covid-19 berakhir.

Ketua RW 1 Endro Catur Yulianto menyebut peringatan HPN ke tujuh ini secara swadaya diselenggarakan warga. Tahun ini, warga mempersembahkan kerja bakti di lingkungan sekitar. Kemudian pengetatan protokol kesehatan. Mengingat beberapa warga setempat ada yang dinyatakan positif Covid-19. “Kita gotong royong, bersih-bersih lingkungan, menyemprot disinfektan, dan kalau malam selalu melaksanakan ronda malam,” tuturnya didampingi Ketua RT 3 Abbot Sudaryatmo. Acara ini diawali dengan doa, dan penyemprotan disinfektan di lokasi kegiatan. (put/lis)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya