RADARSEMARANG.COM, MAGELANG – RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang Senin (23/9) meluncurkan layanan kesehatan tradisional integrasi. Layanan ini kombinasi pelayanan kesehatan konvensional dengan pelayanan kesehatan tradisional komplementer. Baik bersifat sebagai pelengkap atau pengganti.
Direktur RSJ Prof Dr Soerojo, dr Eniarti, MSc, Sp.KJ, MMR mengatakan bahwa pelaksanaan pelayanan kesehatan tradisional integrasi dilakukan secara bersama oleh tenaga kesehatan dan tenaga kesehatan tradisional untuk pengobatan atau perawatan pasien.
Pelayanan kesehatan tradisional yang terbukti aman dan bermanfaat, menurut Eniarti dapat diintegrasikan ke dalam fasilitas pelayanan kesehatan konvensional. Seperti akupuntur (sebagai metode pengobatan) dan obat herbal (sebagai produk kesehatan).
“Dengan adanya penyelenggaraan pelayanan kesehatan tradisional integrasi ini diharapkan dapat meningkatkan, dan memperluas akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan tradisional integrasi yang aman, bermanfaat dan berkualitas,” bebernya.
Enarti menjelaskan pada 2019 ini Kementerian Kesehatan akan menetapkan tiga rumah sakit yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan tradisional integrasi yaitu RSUP dr. Sardjito Yogyakarta, RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang dan RS M.Hoesin Palembang.
Peluncuran layanan ini diawali dengan advokasi penyelenggaraan pelayanan kesehatan tradisional integrasi oleh Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional Kementerian Kesehatan RI. Advokasi ini, menurut Eniarti, sangat penting untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan bagi para dokter dalam melaksanakan pelayanan kesehatan tradisional integrasi yang aman, bermanfaat dan berkualitas kepada masyarakat.
Sementara, Direktur Pelayanan Kesehatan tradisional dari Kemenkes Dr dr Ina Rosalina, Sp.A(K), M.Kes.,MH.Kes, menjelaskan, ilmu tradisional sudah ada turun temurun dan bertahan hingga kini. Bahkan dunia kedokteran, menurut Ina, saat ini mengembangkan obat tradisional dan mulai memadukan dunia herbal.
“Dokter boleh memberikan obat tradisional kepada pasien,” ucapnya.
Ina mengungkapkan, Kemenkes sedang menggalakkan pelayanan kesehatan tradisional. Generasi milenial, menurut Ina, banyak yang sudah menggunakan obat tradisional tetapi banyak pula yang masih sulit menerima obat tradisional.
“Banyak obat tradisional yang berasal dari tumbuhan ataupun hewan yang bisa dimanfaatkan. Bahkan sekarang ini bahan baku obat tradisional banyak yang kita punya, malah dikirim ke negara lain dan kembali ke negara kita dalam bentuk lain atau siap konsumsi. Di sinilah kita mengupayakan penelitian dalam mengolah tanaman obat yang bisa dimanfaatkan,” tukasnya. (had/lis)