RADARSEMARANG.COM, MUNGKID – Sebanyak 17 pasangan pengantin dari berbagai daerah, Selasa (6/8) melakukan akad nikah bareng di komplek kampus 2 UM Magelang Mertoyudan.
Acara Nikah Bareng Agustusan ini digelar Universitas Muhammadiyah Magelang (UM Magelang) dalam menyambut HUT Ke-74 RI dan Milad ke-55 UM Magelang.
Namun, prosesi pernikahan tidak seperti umumnya. Dari 17 pasangan pengantin tersebut sebanyak lima pasangan melaksanakan ijab kabul di ruangan laboratorium farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan. Para saksi dan penghulunya, menggunakan pakaian kerja laboratorium kesehatan. Sedangkan tiga pasangan lainnya, melangsungkan akad nikah di studio radio Unimma FM dan disiarkan secara langsung di radio milik UM Magelang tersebut.
Empat pasangan lainnya bersama saksi dan penghulu, melangsungkan akad nikah di bengkel otomotif dengan cara menaiki mobil tua VW Safari, kemudian diangkat menggunakan crane bengkel tersebut.
Sedangkan yang ukup ekstrem, tiga pasangan lainnya melangsungkan akad nikah secara bergantian di ketinggian sekitar 3 meter di wall climbing, yang biasa digunakan mahasiswa pecinta alam Mentari.
Ketiga pasangan itu adalah Dedi Rahman, 28, warga Tegalrejo, Kabupaten Magelang menikahi Tamara Fitriana, 19, warga Kampung Kedungsari, Kelurahan Kedungsari, Kota Magelang; Boyke Edo Syahrani, 24, warga Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, menikahi Maratu Damayanti, 27, asal Kecamatan Kandangan, Kabupaten Temanggung. Serta pasangan Subandriyo, 34, warga Mirit, Kabupaten Kebumen dengan Nita Regina Mutiara Kasih, 31, warga Palangkarya, Kalimantan Tengah,
Untuk lebih menguatkan ijab kabul di wall climbing, penghulu dari KUA Kecamatan Mertoyudan bersama dua saksi, yakni Danramil 11/Mertoyudan dan Babinkamtibmas Desa Donorojo, Aipda Donny Sugiarto juga ikut berada di ketinggian, di sisi atas para mempelai dan penghulu.
Tamara Fitriana bersama Dedi Rahmat, mengaku senang dengan acara nikah bareng yang digelar UM Magelang. Namun juga tegang dan deg-degan saat ijab kabul di atas ketinggian.
“Soalnya belum pernah, dan ini naik pertama kali. Unik sih. Namun berani karena sama panitia sudah dipastikan aman. Apalagi sudah gladi bersih juga. Keluarga juga mendukung,” kata keduanya kompak.
Ketua IKA UM Magelang, Isa Ashari mengatakan, akad nikah sengaja dikemas dengan unik agar berkesan bagi seluruh pasangan. “Selama ini belum ada cara nikah dengan konsep seperti itu. Karena selain berkesan juga agar pesan kami sampai ke masyarakat,” ungkap Isa yang juga merupakan Asisten Administrasi Setda Kota Magelang itu.
Isa mengungkapkan, untuk pesan yang dimaksud, yakni tentang fenomena yang memprihatinkan di kalangan generasi muda belakangan ini seperti maraknya budaya/gaya hidup bebas tanpa ikatan sah, praktik prostitusi dan penyakit masyarakat lainnya. (had/lis)