RADARSEMARANG.COM, Kudus – Warga yang hendak takziah ke rumah Habib Ja’far bin Muhammad Al-Kaff tak bisa masuk ke rumah duka. Mereka pun hanya bisa mendoakan ulama itu dari trotoar di Jalan Pangeran Puger, Demaan, Kudus. Keluarga pun mengeluarkan anjuran agar pelayat tak berkerumun.
Berdasarkan pantauan Jawa Pos Radar Kudus di lokasi, sejak pagi sejumlah orang yang kebanyakan memakai baju koko putih, bersarung, dan berkopyah berlalu lalang di sepanjang Jalan Pangeran Puger Kudus. Jumlahnya memang tak sampai ratusan.
Karena keluarga tak ingin ada kerumunan di rumah duka. Pelayat pun dibatasi. Akhirnya para jamaah pun hanya duduk di trotoar jalan. Sambil mendoakan almarhum yang hingga pukul 10.00 belum juga sampai di Kudus.
Alunan tahlil yang dibaca dari rumah duka terdengar hingga ke jalan raya. Para jamaah pun mengikutinya. Hingga Sabtu (2/1/2021) siang, sejumlah jamaah masih tampak berdatangan ke Jalan Pangeran Puger. Mereka pun tertib mengikuti anjuran keluarga untuk tidak berkerumun. Anjuran ini disiarkan secara bekala melalui pengeras suara.
”Kami keluarga paham bapak ibu yang hadir ke sini karena wujud kecintaan kepada almarhum. Maka dari itu, kami minta dengan sangat agar bisa menjaga protokol kesehatan,” terdengar himbauan keluarga dar pengeras suara.
Meninggalnya ulama berambut gondrong yang sering tampil dengan kemeja putih ini menyisakan duka bagi semua pihak. Ungkapan duka dari sejumlah tokoh diungkapkan melalui karangan bunga yang dikirim ke rumah duka. Mulai dari tokoh agama dan pejabat di lingkungan Kudus, hingga Jateng.
Bahkan ungkapan duka cita juga datang dari Wakapolri dan Presiden RI Joko Widodo. Sekitar pukul 09.40 karangan bunga dari keduanya tiba di rumah duka. (ks/daf/lid/top/JPR/bas)