RADARSEMARANG.COM, Kendal – Warga Randusari, Desa Gempolsewu, Kecamatan Rowosari, mengeluhkan tidak adanya jembatan penghubung. Sudah puluhan tahun warga harus menyebrang sungai menggunakan sampan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Bahkan warga setempat ingin memisahkan diri dari Kendal dan agar wilayahnya diakusisi oleh Pemerintah Batang. Kondisi tersebut lantaran sudah puluhan tahun, warga seperti terpinggirkan dan terkucilkan.
Keberadaan Dusun Randusari sendiri terpisahkan dari dusun-dusun lain di Desa Gempolsewu. Dusun yang berpenduduk enam ribu warga tersebut berada di sebelah barat Sungai Kalikuto. Sungai dengan lebar 100 meter yang memisahkan antara wilayah Kabupaten Batang dengan Kendal.
Salah satu warga, Rio Wibowo, mengatakan, sudah puluhan tahun warga dusun di Desa Gempolsewu, menggunakan perahu sampan untuk menyeberang sungai menuju TPI Tawang. Tidak adanya akses darat membuat warga harus bertaruh nyawa menyeberang sungai.
“Ya sudah biasa nyeberang sungai. Karena kan aktivitas besarnya ada di pasar dan sekitaran TPI Tawang. Kalau nggak nyeberang ya nggak kerja,” ujar pria 45 tahun itu, Jumat (9/6).
Menurut Rio, pemandangan antrean sepeda motor dan warga yang hendak menyeberang dari Dusun Randusari menuju wilayah Rowosari, selalu terlihat setiap hari. Bahkan, saat berangkat sekolah dan kerja, antrean motor dan warga cukup panjang.
“Sistemnya ya naik perahu sampan itu. Terus ditarik hingga ke seberang. Satu sampan biasanya lima sampai tujuh sepeda motor. Itu sudah goyang-goyang,” jelasnya.