RADARSEMARANG.COM – Desa Jungsemi, Kecamatan Kangkung, Kabupaten Kendal, menjadi desa yang kerap melahirkan atlet sepak takraw potensial hingga kancah internasional. Namun, fasilitas olahraga untuk atlet sangat minim. Bahkan, butuh perhatian lebih untuk meningkatkan prestasi atlet.
Adalah Sulton, 55, salah satu pelatih sepak takraw di Desa Jungsemi. Ia menceritakan, saat ini ada 60-an atlet sepak takraw di desanya. Dalam berlatih fisik, para atlet memanfaatkan fasilitas yang dipinjam dari PSTI KONI Kendal. Seperti barbel, leg press, sand sack, dan lainnya.
Menurutnya, perlengkapan latihan maupun sarana dan prasarana atlet sepak takraw masih kurang. Bahkan minim untuk mencukupi kebutuhan atlet. Terlebih, saat ini belum ada lapangan indoor sebagai tempat berlatih para atlet. “Itu kadang menjadi kendala. Apalagi kalau hujan membuat waktu latihan bergeser dan tidak sesuai target,” ujarnya kepada RADARSEMARANG.COM.
Biasanya, atlet takraw di Desa Jungsemi berlatih di halaman SD N 2 Jungsemi dan Pantai Indah Kemangi. Dua tempat itu adalah wilayah krusial yang harus dijamah para atlet. Berlatih di pantai mampu meningkatkan kekuatan fisik. Sehingga atlet bisa lebih lincah, gesit, dan cepat saat menerima bola takraw. Hal itu juga menjadi strategi khusus dalam proses latihan yang membedakan dengan daerah lain.
“Kan ada tambahan beban kalau latihan di atas pasir. Nantinya pas di lapangan asli jadi lebih lincah. Itu salah satu strateginya,” beber pendiri Klub Sepak Takraw Citra Kartika ini.