RADARSEMARANG.COM – Nasib pilu dialami Agung Faisal, komikus asal Desa Gempolsewu, Kecamatan Rowosari, Kabupaten Kendal. Pria 30 tahun ini banyak mengukir prestasi dalam dunia animasi komik. Namun kegemarannya itu harus pupus lantaran sudah satu tahun ini menderita diabetes hingga mengalami kebutaan dan kaki kirinya diamputasi.
Saat remaja, Agung Faisal sangat menggemari animasi komik. Ia membuat gambar animasi yang laris dilirik oleh penggemar komik. Tak jarang, ada yang memesan gambar animasi komik. Bahkan, ada yang berasal dari Jepang dan sejumlah negara lainnya.
Karyanya tidak asing di kalangan para remaja. Di antaranya komik Combat, Rahasia Bumi, Misteri Penjaga Hutan, Hiatus dan yang paling digemari komik berjudul Bratasena. Judul komik lainnya, Ratu Ilmu Hitam, Misteri Bulan Raksasa, Daya Perempuan Tidak Menangis, Knock Out, dan Fanatik
Namun sekarang pemuda Desa Gempolsewu ini sudah tidak mampu berkarya lagi. mengalami kebutaan setelah kaki kirinya diamputasi. Kondisinya juga memprihatinkan. Ia tinggal bersama kedua kakaknya di rumah mungil.
Agung –sapaan akrabnya– mengatakan, sebelum menderita penyakit gula, dia sangat aktif menggambar untuk cerita komik. Ia juga sempat bekerja di Semarang dan menjual karyanya untuk memenuhi kebutuhan hidup.
“Sekarang saya cuma mengandalkan kakak saja. Saya tidak bisa beraktivitas sendiri,” ujarnya kepada RADARSEMARANG.COM.
Kehidupan Agung berubah drastis setelah menderita penyakit diabetes. Kedua orang tuanya juga sudah meninggal. Untuk beraktivitas, ia harus dibantu oleh kedua kakaknya. Sehari-hari dia hanya berada di atas kasur. Saat akan ke kamar mandi, Agung harus memanggil kakaknya untuk membantu.
Agung mengatakan, kakak pertamanya kini menjadi tulang keluarga yang bekerja serabutan. Terkadang, kakaknya melaut mencari ikan, kemudian dijual untuk memenuhi kebutuhan hidup.
“Setiap hari saya di rumah. Kakak pertama yang kerja, dan kakak kedua yang merawat saya di rumah,” katanya.
Saat diperhatikan, Agung seperti bisa melihat layaknya orang normal, karena kedua matanya terlihat baik-baik saja. Namun dia mengaku pandangannya gelap. Kondisinya semakin parah sejak satu tahun terakhir. Dia juga sudah berobat ke beberapa rumah sakit. Meski begitu, upayanya tidak membuahkan hasil.
“Dokter menyarankan agar kaki kiri saya diamputasi, karena diabetnya di sekitar situ. Saya pun melakukan karena biar sehat. Tapi, setelah kaki dipotong kok pandangan saya jadi gelap gitu. Sekarang saya malah tidak bisa melihat apa-apa,” akunya.
Wahyu Prayogo, kakak kandung Agung mengatakan, adiknya hanya bisa melakukan aktivitas di atas kasur saja. Bahkan untuk makan saja harus dibantu orang lain. Karena itu, dia berharap agar ada uluran tangan dermawan yang bisa membantu adiknya.
“Paling tidak adik saya bisa melihat dulu. Karena saya pribadi juga tidak mampu untuk membiayainya berobat,” katanya.
Wahyu menambahkan, sehari-hari ia hanya makan seadanya bersama adik dan kakaknya. Dia juga tidak bisa berbuat banyak karena keterbatasan ekonomi dan kemampuan. Dia ingin agar adiknya mendapatkan pengobatan yang layak. Terlebih, semangat hidup Agung sangat tinggi.
“Semoga ada bantuan dari pemerintah maupun dermawan. Meski adik saya sudah tidak bisa kembali normal, paling tidak dia bisa kembali menggambar komik,” harapnya. (dev/aro)