RADARSEMARANG.COM, Kendal – Angka Partisipasi Kasar (APK) untuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Kabupaten Kendal dalam kategori rendah. Itu karena, masih banyak masyarakat yang tidak memiliki kemampuan dan kemauan untuk menyekolahkan anaknya.
Kepala Bidang Pembinaan PAUD dan Pendidikan Non Formal Disdikbud Kendal Sulardi mengatakan, APK PAUD di Kabupaten Kendal berada di angka 56 persen.
Rendahnya APK itu dipengaruhi oleh masyarakat Kendal yang tidak memiliki kemampuan dan kemampuan untuk menyekolahkan anaknya yang berusia 1-5 tahun.
“Jadi tidak semua masyarakat itu mau dan mampu untuk menempuh pendidikan PAUD secara langsung,” ujarnya dalam Silaturrahmi PC Muslimat NU dan yayasan pendidikan muslimat NU di Pendopo Tumenggung Bahurekso Kendal Rabu (10/5).
Sulardi melanjutkan, meski APK PAUD di Kendal dalam kategori rendah namun hal itu tidak mempengaruhi kinerja dari Disdikbud Kendal. Itu karena, jenjang PAUD tidak mendapatkn prioritas lebih dari pemerintah kabupaten dan kota. Meski begitu, dia mendorong agar partisipasi pendidikan di Kendal terus meningkat.
“Harapan kita dengan semaraknya peningkatan mutu pendidikan di pemerintah pusat dan provinsi, mudah-mudahan di Kendal bisa lebih baik,” jelasnya.
Meski begitu, saat ini ada 800-an lembaga pendidikan jenjang PAUD di Kabupaten Kendal. Banyaknya lembaga itu sekaligus mensukseskan gerapak seribu PAUD yang dicanangkan oleh Kemendikbud.
“APK PAUD itu sebenarnya untuk mengukur kita itu butuh sekolah baru atau enggak. Tapi di Kendal sudah cukup bagus, hanya saja kepeminatannya masih kurang,” tambah Sulardi.
Sementara Ketua PC Muslimat NU Kendal Niken Larasati mengatakan, untuk lembaga pendidikan PAUD di bawah naungan Muslimat NU Kendal saat ini ada 160 lembaga. Pihaknya juga terus melakukan pembinaan dan merawat pendidikan. Selain itu juga meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan dan tenaga pendidik.
“Kita berikan inivasi juga. Agar lembaga pendidikan Muslimat NU ini tidak dipandang sebelah mata,” katanya.
Niken menambahkan, Muslimat NU juga memiliki gebrakan dan inovasi dalam pendidikan anak usia dini. Yakni dengan mengedepankan dan memberikan pendidikan aswaja.
“Karena itu poin penting. Sehingga harapan kita tercapai untuk mutu aswaja bagi anak dan pendidikan karakternya,” tandasnya. (dev/bas)