RADARSEMARANG.COM, Kendal — Jumlah kunjungan nara pidana (napi) dan tahanan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kendal Kelas IIA membludak. Banyak pihak keluarga dan kerabat yang menjenguk dan merayakan lebaran Idul Fitri.
Warga binaan hanya diberi waktu paling lama 15 menit untuk bertemu langsung dengan keluarga yang berkunjung. Kebijakan itu lantaran keterbatasan tempat kunjungan. Sehiingga harus bergantian.
Pantauan koran ini, para pengunjung harus mengantre untuk bisa masuk dan bertemu dengan keluarga atau kerabat yang berstatus sebagai warga binaan.
Kepala Lapas Kelas IIA Kendal, Samsul Hidayat mengatakan kunjungan tatap muka bagi keluarga warga binaan pada Lebaran ini dibuka selama tiga hari. Yakni mulai Sabtu (22/4/2023) sampai Senin mendatang. Mulai dari pukul 08:00 pagi sampai pukul 13:00 WIB.
Pihak Keluarga yang boleh bertemu hanya keluarga inti. Seperti orang tua, istri, anak, kakak atau adik. “Jika pada kunjungan hari biasa dibatasi maksimal dua orang, namun pada moment Lebaran dibatasi maksimal lima orang,” katanya.
Dikatakan, kunjungan keluarga warga binaan ditempatkan di halaman dalam lapas. Hanya untuk bertemu sambil ngobrol melepas rindu.
Untuk makanan yang dibawa keluarga, tidak boleh dimakan bersama keluarga. Semua makanan yang dibawa keluarga, sebelum diserahkan akan diperiksa terlebih dulu, kemudian dikemas lagi dan ditutup dengan segel.
“Jadi hanya bertemu dan ngobrol saja. Tidak boleh makan-makan. Makanan atau oleh-oleh akan diserahkan ke warga binaan nanti setelah diperiksa oleh petugas,” katanya.
Sebanyak 350 warga pada lebaran ini juga mendapatkan remisi pengurangan hukuman atau remisi. Warga binaan hanya mendapat remisi, paling sedikit 15 hari. “Demisi paling banyak dua bulan,” tuturnya.
Salah satu warga binaan yang mendapat kunjungan dari keluarga adalah Imam Sahroni dari Pekalongan. Imam yang baru dua bulan masuk di Lapas Kendal merasa senang bisa bertemu langsung dengan keluarga pada hari pertama Lebaran ini.
Imam merupakan warga binaan pindahan dari Lapas Pekalongan mendapat vonis hukuman enam tahun. “Tadi yang datang ada istri, ibu dan kakak,” ujarnya. (bud/bas)