27 C
Semarang
Saturday, 12 April 2025

Guru SD Negeri 2 Plososari Kendal Gagas Satu Guru Satu Video Sagusavi Pembelajaran

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Kendal Berkat ketekunan dalam dunia broadcasting, membuat Widi Astiyono, guru SD Negeri 2 Plososari, Kecamatan Patean, Kendal berhasil mendirikan Sagusavi. Itu merupakan inovasi untuk guru dalam memberikan pembelajaran melalui video yang efektif kepada siswa.

Berawal dari sebuah hobi tentang videografi, menjadi titik awal keberhasilan Widi Astiyono mendirikan Sagusavi atau satu guru satu video. Pada 2014, Kang Widi –sapaan akrabnya– merintis pembuatan film pendek untuk video pembelajaran. Sejak itu, dia konsisten mengembangkan film pendek sebagai video pembelajaran. Yakni, untuk jenjang SD, SMP, dan SMA/SMK.

“Akhirnya tercetus ide membuat kanal pelatihan satu guru satu video pembelajaran. Ide ini kemudian saya rilis tepatnya pada tanggal 26 Desember 2017 melalui chanel YouTube Sagusavi,” katanya kepada RADARSEMARANG.COM.

Kang Widi menjelaskan, pada 2018 dia mendapat kesempatan untuk mempresentasikan Kanal Sagusavi ini di kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI di Jakarta. Ia kemudian melaksanakan pelatihan Sagusavi secara daring. Bahkan, pesertanya guru dari berbagai daerah di Indonesia.

“Sagusavi akhirnya banyak dikenal, dan saya sering diundang memberikan pelatihan Sagusavi dari berbagai daerah di Indonesia,” jelasnya.

Berkat ketekunannya dalam memberikan tips dan trik melalui Sagusavi, Kang Widi berhasil mendapat berbagai penghargaan. Di antaranya, Apresiasi Guru dan Kepala Sekolah Pendidikan Dasar kategori 5 Terbaik Guru SD Inspiratif Tahun 2020 dari Kemdikbudristek RI, Anugerah ASN kategori 6 Terbaik ASN Inspiratif Tahun 2021 dari KemenPAN RB RI, dan Apresiasi Cerdas Berkarakter kategori Sosok Inspiratif Cerdas Berkarakter Tahun 2022 dari Pusat Penguatan Karakter (PUSPEKA) Kemdikbudristek RI.

“Saya tidak menyangka, jika Sagusavi menjadi salah satu solusi pembelajaran terbaik semasa pandemi,” ujar pria 47 tahun ini.

Tentunya, ada banyak lika-liku atau tantangan yang dihadapi dalam melaksanakan program Sagusavi. Seperti saat pelatihan, harus mengetahui latar belakang peserta tentang keterampilan bidang TIK (teknologi informasi dan komunikasi). Kemudian, tetap konsisten melaksanakan program.

“Saat pendaftaran, peserta sangat antusias. Namun banyak peserta yang tidak menuntaskan tugas pelatihannya,” bebernya.

Kendati begitu, Kang Widi menilai Sagusavi efektif untuk guru dan media pembelajaran siswa. Lantaran melalui video mampu mengemas suatu materi pembelajaran yang mustahil untuk dihadirkan di kelas.

“Jadi, materi pembelajaran bisa divisualisasikan melalui video. Misalnya gunung meletus atau banjir lahar,” katanya.

Kang Widi berharap Sagusavi bisa tetap eksis dan menjadi salah satu alternatif pengembangan kompetensi guru. Dia juga ingin guru-guru di Indonesia bisa semakin kreatif dan inovatif dalam pembelajaran.

“Saya harap sahabat Sagusavi bisa terus belajar dalam mengembangkan video pembelajaran. Sehingga semakin kreatif dan inovatif,” harapnya. (dev/aro)

Reporter:
Devi Khofifatur Rizqi

Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya