Tak hanya itu, Sanggar Rejo secara rutin setiap satu bulan sekali mengadakan acara sederhana. Seperti pementasan, pameran karya anggota, hingga pasar kreatif. Tak heran, jika sanggar ini kerap mendapat penghargaan dan program pengembangan.
Di antaranya, juara harapan III lomba Cerita Budaya Desaku oleh Kemendikbud 2020, pelaksana program Desa Budaya 2021 oleh Kemendikbud, pelaksana program Kitasatu oleh Bakrie Group 2022, hingga penerima kado tahun baru dari penerbit BIP 2023.
“Kemudian tahun 2022 kemarin juga mendapat penghargaan dari Bupati Kendal Award sebagai pegiat seni budaya,” jelas pemuda 30 tahun ini.
Kendati begitu, Andrean berharap Sanggar Rejo bisa terlibat dalam kegiatan pemerintahan. Itu sekaligus mempromosikan seni budaya di Kabupaten Kendal, khususnya di Desa Pageruyung. Dalam prosesnya sekarang, Sanggar Rejo memiliki program mandiri. Yaitu, dengan tema “tradisi lokal hingga pendidikan yang berpihak”.
“Intinya kami bangga dengan yang kami lakukan. Dukungan dari pemerintah kabupaten adalah penghargaan dari bupati kemarin. Sedangkan lainya selama ini belum ada,” terangnya.
Andrean berharap, pemerintah kabupaten bisa lebih fokus terhadap tugasnya. Selain itu, juga memperhatikan kesenian, serta pelaku seni di Kabupaten Kendal.
“Semoga Sanggar Rejo mampu merawat dusun secara khusus, desa lebih luas, hingga kabupaten dengan baik. Harapannya, melalui seni dan pendidikan kita mampu menjaga dan merawat apa yang ada di sekitar,” harapnya. (dev/aro)