RADARSEMARANG.COM, Kendal – Nasib pilu harus dialami Rohadi, warga Desa Galih, Kecamatan Gemuh, Kendal. Setiap tahun rumahnya tergerus arus Sungai Blukar.
Pria 55 tahun itu menceritakan, semula posisi tanah rumahnya sekitar 20 meter dari aliran Sungai Blukar. Karena setiap tahun tergerus arus sungai, kini hanya menyisakan delapan meter.
“Rumah saya memang berdekatan dengan sungai. Tiap tahun hilang terbawa arus. Ini rumah saya sudah kali keempat diperbaiki dan dimajukan lagi dari tempat semula,” ungkapnya.
Rohadi yang mengalami kebutaan akibat operasi katarak ini, hanya bisa pasrah tinggal di rumah bersama anak dan istri. Namun, saat hujan dan sungai banjir hatinya waswas dan tidak bisa tidur. Takut rumahnya hanyut.
“Apalagi jika banjir malam hari. Saya hanya mengandalkan perasaan dan menggerakkan kaki untuk berjalan,” katanya.
Selama ini, penanganan di sekitar sungai hanya dengan bronjong. Itu dilakukan oleh Pengembangan Sumber Daya Air (PSDA) Provinsi Jawa Tengah. Namun, ditengarai kurang maksimal. Sehingga, kerap ambrol dan membuat rumah Rohadi hampir terbawa arus sungai lagi.
“Kalau boleh, saya minta tolong dicarikan lokasi yang aman. Saya mau pindah biar tidak tergerus lagi. Saya juga takut setiap banjir datang tanahnya ikut hanyut,” tandasnya.
Biasanya, saat air sungai tinggi, Rohadi memilih mengungsi bersama anak istrinya. Selain itu, dia berharap supaya pemerintah bisa memperhatikan nasibnya.”Kalau bisa saya direlokasi ke tempat yang aman, jauh dari sungai,” harapnya. (dev/zal)
